"Sekarang di Boyolali, ketemu dengan para petani. Ada petani tembakau, petani sayuran. Opo meneh? petani kobis, brokoli. Inilah kesuburan yang ada di Boyolali dan yang mereka yang dibelakang adalah saudara-saudara kita," kata Ganjar Pranowo saat membuat Vlog dengan petani di Dukuh Pandansari, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jumat (9/3/2018) siang.
Ganjar tiba di daerah di lereng Gunung Merapi itu sekitar pukul 11.30 WIB. Ratusan warga sudah menunggu di lokasi acara. Setelah disambut tarian, Ganjar pun diberi waktu untuk memberikan sambutan. Usai memberikan sambutan itu lah, Ganjar kemudian mengeluarkan smartphone dari sakunya untuk membuat Vlog bersama para petani.
Di hadapan para petani sayuran dan tembakau tersebut, Ganjar berbicara tentang produksi tembakau. Dikatakan dia, produksi tembakau di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan pabrik rokok. Namun petani menginginkan, hasil panen tembakau dari petani dibeli dulu oleh pabrikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar mengaku sudah menyampaikan uneg-uneg petani tersebut ke Menteri Perdagangan, sehingga muncul surat Menteri Perdagangan.
"Sekarang bagaimana aturan itu segera dilaksanakan, sehingga petani tembakau pada saat panen mereka bisa mendapatkan hasil yang paling baik. Itu saja sebenarnya yang dibutuhkan mereka," kata Ganjar saat diwawancarai para wartawan.
Untuk melindungi petani dari anjloknya harga saat panen, lanjut Ganjar, perlu dilakukan penataan. Berkaca dari jatuhnya harga bawang merah beberapa waktu lalu.
"Menurut saya kita butuh membuat konsensus, kesepakatan, berdemokrasi diantara petani. Hari ini kita akan tanam apa, kalau kita bisa bersepakat di awal dan kemudian kita bisa atur, maka mulai dari hilir, mulai dari bibit, obat, pupuk peralatan pertanian sampai pasca panen kita bisa hitung," paparnya.
Namun jika tidak terkontrol, maka bisa menyebabkan harga komoditi pertanian yang sedang panen itu bisa jatuh, karena suplai barang yang banyak. Maka data pertanian diperlukan, sehingga bisa memproyeksikan kapan mereka panen, berapa jumlahnya dan dijual kemana.
"Kalau itu bisa, harganya akan bisa stabil. Petani itu tidak menginginkan untung tinggi, tetapi menginginkan harga pantas dan kelayakan dari usahanya pertanian. Itu yang sekarang mau kita dorong," tandasnya.
Setelah dari Desa Wonodoyo, Ganjar Pranowo melanjutkan menuju Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali. (bgs/bgs)