Pesimistis soal Poros Ketiga, Ketum PAN: Survei Jokowi Tinggi

Pesimistis soal Poros Ketiga, Ketum PAN: Survei Jokowi Tinggi

Tsarina Maharani - detikNews
Jumat, 09 Mar 2018 11:50 WIB
Foto: dok. pribadi
Jakarta - Elite PAN-PKB-Demokrat sempat menggelar pertemuan terkait poros ketiga di Pilpres 2019. Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut pembentukan poros ketiga itu sulit diwujudkan.

"Secara matematis, poros ketiga mungkin, tapi kan saya katakan tidak mudah," kata Zulkifli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/3/2018).


Alasannya, Presiden Joko Widodo hingga saat ini masih menempati peringkat pertama untuk urusan popularitas dan elektabilitas. Menurut Zulkifili, sulit bagi poros ketiga memenangi pertarungan di Pilpres 2019 dengan kondisi seperti itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Jokowi kan surveinya tinggi di segala lini. Namanya incumbent, punya kekuatan bisa saja gitu. Secara matematis bisa, tapi yang mungkin bisa dua (poros)," jelasnya.

Meski begitu, Zulkifli masih enggan memastikan apakah ketiga parpol sepakat merapat ke salah satu poros atau membentuk poros baru. Untuk diketahui, saat ini sudah ada nama capres Jokowi, juga Ketum Gerindra Prabowo Subianto, yang belum resmi dideklarasikan.

"Menjajaki kan silaturahmi bisa saja. Kan bisa juga tanya-tanya bagaimana sikap Demokrat, PKB, dan PAN. Kan namanaya ngopi aja boleh," ucap Ketua MPR itu.


Elite Demokrat-PAN-PKB, kemarin (8/3), menggelar pertemuan untuk membahas potensi pembentukan poros ketiga pada Pilpres 2019. Namun belum ada hasil signifikan dari pertemuan itu.

"Mungkin pertemuan ini dikonotasikan bahwa ada pendirian poros tiga, asumsi kan boleh, sah-sah saja," ujar Sekjen PAN Eddy Soeparno di lokasi pertemuan, Mal Pacific Place, Jakarta Selatan.

Eddy tidak menampik pertemuan ini membahas poros ketiga. Namun belum ada hasil signifikan dari pertemuan itu. (tsa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads