Bicara Poros Baru di Pilpres, AHY Tak Mau Demokrat Salah Kalkulasi

Bicara Poros Baru di Pilpres, AHY Tak Mau Demokrat Salah Kalkulasi

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Rabu, 07 Mar 2018 16:46 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Wacana munculnya poros baru di Pilpres 2019 berkembang. Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut hal tersebut sebagai sebuah keniscayaan.

"Saya tidak bisa mengatakan ada poros ketiga atau berapapun poros yang akan ada di Pemilu 2019. Sekali lagi saya melihat di semua partai politik akan melakukan kerja mencoba membangun koalisi. Jelas koalisi itu adalah sebuah keniscayaan," kata AHY di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (7/3/2018).


Menurutnya, poros baru dapat muncul karena parpol peserta pemilu tak ada yang dapat mengusung capres-cawapres sendiri. Ini mengingat aturan presidential threshold atau ambang batas capres minimal 20 persen kursi di DPR RI atau 25 persen suara sah nasional Pemilu 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY sendiri belum dapat menyebutkan arah koalisi partainya. Dia mengatakan Demokrat akan mempersiapkan pada skenario terburuk. Menurutnya, di waktu depan masih ada banyak kemungkinan politik yang terjadi.


"Akan terus membangun koalisi yang baik. Saya belum bisa mengatakan hari ini terlalu dini. Karena masih akan terjadi banyak momentum dan juga komunikasi di antara elite dan kader-kader partai yang ada atau peserta pemilu mendatang. Tetapi semua masih mungkin dan bagi saya adalah kami Demokrat akan terus mempersiapkan diri dengan berbagai skenario," ucap eks Cagub DKI itu.

AHY pun mengatakan komunikasi terus dilakukan untuk mencegah terjadinya salah pengertian. Dia khawatir komunikasi yang macet dapat menyebabkan salah paham dan salah perhitungan dalam menentukan pilihan politik partai.


"Dalam politik tentu tidak diharapkan terjadi miskalkulasi karena benar-benar haru dihitung dengan cermat. Sehingga kontestasi kompetesi yang akan kita hadapi bersama 2019 bisa membawa manfaat yang terbaik, tidak hanya kepada partai politik, tapi terutama untuk negara dan masyarakat yang kita cintai," tutur AHY.

Wacana poros baru ini muncul menyusul wacana capres alternatif selain Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Mereka ingin agar ada nama capres selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Survei SMRC sendiri sempat menyebut pasangan Muhaimin Iskandar dan AHY dapat jadi penantang baru Jokowi dan Prabowo. (jbr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads