Pertemuan ini dilangsungkan di Ruang Sidang Senat Gedung KH Saifuddin Zuhri UIN Sunan Kalijaga secara tertutup. Belasan orang dari perwakilan ormas Islam mengikuti audiensi, sementara belasan lainnya menunggu di luar ruang sidang senat tersebut.
Waryono mengatakan, kedatangan sejumlah ormas Islam ini hanya dalam rangka silaturahmi dengan pihak kampus. Mereka, kata Waryono, banyak memberikan masukan kepada kampus terkait kebijakan pembinaan mahasiswi bercadar di UIN Yogya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waryono menegaskan tidak ada ancaman apapun yang dilayangkan ormas yang berkunjung di UIN Yogya. Kedatangan mereka hanya dalam rangka mengklarifikasi kabar pelarangan mahasiswi bercadar di kampusnya dan ingin tahu alasan dibalik kebijakan tersebut.
"Sebenarnya (mereka) lebih kepada pertanyaan terakhir itu bagaimana ujungnya, itu saja. Ya ujung dari yang mereka terima bahwa akan ada pelarangan (mahasiswi bercadar) itu karena apa," bebernya.
Kemudian Waryono menegaskan, sebenarnya tidak ada pelarangan mahasiswi bercadar di UIN Yogya. Kebijakan yang dikeluarkan kampus hanya pendataan dan pembinaan mahasiswi bercadar. Pembinaan ini, kata Waryono, berlaku untuk seluruh mahasiswa.
"Semua mahasiswa (di UIN Sunan Kalijaga) dibina, pembinaan itu sama seperti di tempat-tempat lain berjenjang. Kalau kasusnya berat berarti pembinaannya bagaimana, kalau ringan (bagaimana)," sebutnya.
Sementara Jubir Forum Ukuwah Islamiyah DIY, Fadlun Amin menegaskan, selain bersilaturrahmi pihaknya juga menyampaikan keberatan terhadap kebijakan UIN terkait pembinaan mahasiswi bercadar. Kebijakan tersebut dinilainya diskriminatif.
"Yang diinginkan supaya gini, masing-masing pihak dalam hal ini otoritas kampus memberikan hak yang sama terhadap para mahasiswinya dalam berbusana. Khususnya dari teman-teman kita mahasiswi yang menggunakan cadar itu," tutupnya.
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini