Mengenal Brenjonk, Kampung Organik di Lereng Gunung Mojokerto

Mengenal Brenjonk, Kampung Organik di Lereng Gunung Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 06 Mar 2018 09:18 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Udara sejuk menyapa ketika kaki menginjak kampung di lereng Gunung Penanggungan ini. Pohon-pohon durian dan rambutan berhiaskan buah yang siap panen, tumbuh di setiap pekarangan dan kebun penduduknya.

Tak satu pun pekarangan rumah warga yang dibiarkan kosong. Selain ditanami pohon durian dan rambutan, rumah sayur organik (RSO) berdiri di sela-sela rumah penduduk.

RSO merupakan tenda dengan atap plastik ultraviolet dan jaring sebagai dinding yang menutupinya. Inilah yang membedakan Dusun/Desa Penanggungan dengan kampung lainnya di Kecamatan Trawas, Mojokerto.

Rumah tanam ini menjadi salah satu media bagi warga untuk menanam sayur dan buah secara organik, sehingga dusun yang dihuni sekitar 200 KK ini dikenal dengan kampung organik.

"Brenjonk berasal dari kata Sumber Rejo, sebuah mata air di kampung kami. Warga menyebutnya Brenjonk, kampung ini juga banyak disebut dengan Brenjonk. Sehingga saya pakai untuk branding kampung organik Brenjonk," kata Slamet (47), salah satu pendiri kampung organik Brenjonk kepada detikcom di kantor Perkumpulan Brenjonk, Selasa (6/3/2018).

Sesuai dengan namanya, RSO menjadi media bagi warga Brenjonk untuk menanam aneka jenis sayuran. Mulai dari tomat, labu siam, terong, cabai, bit merah, buncis, kacang panjang, bayam merah, bayam hijau, sawi, pakcoy hijau, pakcoy putih, rocket, kale, siomak, lolorosa, kangkung, hingga mentimun.

Aneka sayuran tersebut, ditanam warga menggunakan cara organik. Tak sedikitpun bahan kimia digunakan untuk menanam. Untuk pupuk, pestisida dan dekomposer, warga memilih menggunakan bahan alami.

"Untuk pupuk, warga Brenjonk menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang yang dibuat sendiri. Kalau pestisida menggunakan sari daun sirsak atau buah gadung untuk mengusir hama," ujar Slamet.

Tak hanya sayur-sayuran, metode pertanian organik juga diterapkan warga Brenjonk untuk menanam durian, salak, padi dan jagung. Bahkan bibit aneka tanaman tersebut juga disemai dengan cara organik. Pertanian organik di kampung ini dikelola secara terorganisir melalui wadah Perkumpulan Brenjonk.

Dari 200 KK penghuni Dusun Penanggungan, 31 diantaranya aktif menjadi anggota perkumpulan ini. Sementara ratusan rumah tangga lainnya memilih menerapkan metode cocok tanam organik di kebun dan sawah masing-masing tanpa terlibat dalam Perkumpulan Brenjonk.

Perkumpulan ini memberi fasilitas kepada warga berupa pelatihan dan pendampingan pertanian organik, pinjaman RSO, suplai dekomposer dari agensi hayati jamur dan bakteri, rumah kemas hasil panen, hingga penjualan hasil panen.

"Hasil perkebunan dan pertanian warga Brenjonk sudah mendapatkan sertifikasi organik dari PT Bioset Bogor yang berstandar internasional. Sehingga penjualannya bisa masuk ke supermarket," terang pria yang menjadi Ketua Perkumpulan Brenjonk ini.

Dengan begitu, tambah Slamet, nilai ekonomis hasil panen warga Brenjonk lebih tinggi jika dibandingkan sayur, buah, beras dan jagung non-organik. "Secara otomatis juga meningkatkan pendapatan warga kami," imbuhnya.
(lll/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.