"PAN sama Gerindra juga oke," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto saat dihubungi, Jumat (2/3/2018).
Namun ia tak menampik memang ada jalinan komunikasi PAN dengan PKB dan Demokrat. Hanya, kata Yandri, komunikasi itu justru mengajak kedua partai tersebut bergabung mengusung pasangan yang akan dicalonkan koalisi Gerindra-PKS-PAN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan siapa capres dan cawapresnya bisa dibicarakan," sambung anggota Komisi II DPR itu.
Dihubungi terpisah, Sekjen PAN Eddy Soeparno menyatakan partainya belum memikirkan soal pembentukan poros baru di Pilpres 2019. Arah politik PAN akan ditentukan dalam Rakernas pada April mendatang.
![]() |
"Saya belum dengar mengenai poros ketiga tersebut. Yang penting kita jalankan silaturahim dan komunikasi politik dulu sebelum bisa membaca lebih baik kondisi dan konstelasi politik ke depan," jelas Eddy.
PAN memastikan ingin turut serta menyemarakkan Pilpres 2019. Eddy pun berharap pilpres mendatang tak diikuti calon tunggal.
"Kita ingin semarakkan Pilpres 2019 dengan menghadirkan sebanyak mungkin putra-putri terbaik bangsa untuk maju agar spirit demokrasi terwujudkan dalam perhelatan kepemimpinan nasional tersebut," sebutnya.
Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman mendorong Demokrat-PAN-PKB bergabung menjadi satu poros di Pilpres 2019. Dengan demikian, akan ada 3 pasang calon yang akan berlaga di pilpres, sama seperti di Pilgub DKI.
"Saya sampaikan, kita ikhtiar 3 pasang calon, dan mungkin. Asal, tentu partai yang memungkinkan, partai yang mengusung pasangan ini juga punya kesadaran yang sama," ucap Sohibul, Kamis (1/3).
Sohibul lalu mengalkulasikan peluang munculnya 3 pasangan calon di Pilpres 2019 mengingat ada syarat ambang batas capres di UU Pemilu. Parpol atau koalisi parpol harus mengantongi total 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah hasil Pemilu 2014.
Skenario versi Sohibul ada 3, yaitu duet Gerindra-PKS, koalisi partai pendukung Joko Widodo, dan poros ketiga dengan calon pasangan alternatif. Poros ketiga itu disebutnya bisa terwujud dengan bergabungnya Demokrat-PKB-PAN.
"PAN, PKB, sama Demokrat, yang kita lihat kan Demokrat di luar pemerintahan, PAN separuh-separuh, Cak Imin kadang dalam, kadang luar. Gabung saja nggak apa-apa, atas dasar keinginan bersama untuk membentuk demokrasi yang sehat, itu bisa," ulas Sohibul, Kamis (1/3). (tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini