"Jadi, kami PKS berusaha untuk tidak hanya satu calon, bahkan kemarin saya habis ngobrol dengan Pak Prabowo dengan Sekjen PAN, karena Pak Zul (Ketum PAN Zulkifli Hasan) lagi ke luar kota," kata Sohibul saat bertandang ke redaksi detikcom, gedung Trans TV, Jl Kapten Tendean, Jaksel, Kamis (1/3/2018).
"Saya sampaikan, kita ikhtiar 3 pasang calon, dan mungkin. Asal, tentu partai yang memungkinkan, partai yang mengusung pasangan ini juga punya kesadaran yang sama," imbuh Sohibul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sohibul lalu mengalkulasikan peluang munculnya 3 pasangan calon di Pilpres 2019. Skenario versi Sohibul ada 3, yaitu duet Gerindra-PKS, koalisi pendukung Joko Widodo, dan poros baru.
Saat ini, beberapa partai yang menghuni parlemen memang belum menentukan sikap untuk Pilpres 2019. Selain Gerindra dan PKS, ada Partai Demokrat, PKB, dan PAN. Dua nama terakhir merupakan pendukung Jokowi pada pemerintahan saat ini.
Sohibul mendorong 3 partai tersebut membentuk poros baru dalam Pilpres 2019. Lagi pula, kata Sohibul, sikap dua dari tiga pimpinan partai tersebut 'abu-abu'.
"PAN, PKB, sama Demokrat. Yang kita lihat, kan Demokrat di luar pemerintahan, PAN paro-paro (separuh-separuh), Cak Imin (Ketum PKB Muhaimin Iskandar) kadang dalam, kadang luar. Gabung saja, nggak apa-apa, atas dasar keinginan bersama untuk membentuk demokrasi yang sehat, itu bisa," ucap Sohibul.
Jika memang ada 3 poros di Pilpres 2019, Sohibul mengatakan demokrasi di Indonesia akan semakin sehat. Terkait poros baru itu, Sohibul menyamakannya dengan Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Dan ini mengulang koalisi DKI, asyik kan? Asyik menurut saya. Ada PKS-Gerindra, ada Istana, kemudian ada Cikeas, mungkin kurang PPP karena sudah ke sana. Kenapa tidak dipikirkan seperti itu?" tutur Sohibul. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini