Pra Rekonstruksi Kematian Mulyono yang Dianggap Tak Wajar Digelar

Pra Rekonstruksi Kematian Mulyono yang Dianggap Tak Wajar Digelar

Charolin Pebrianti - detikNews
Jumat, 02 Mar 2018 12:59 WIB
Rekonstruksi pembunuhan Mulyono/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Polemik meninggalnya Mulyono warga Desa Bedi Wetan, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, kini memasuki babak baru. Usai diautopsi, Jumat (9/2/2018) lalu kini Polres Ponorogo melalui Polsek Bungkal melakukan pra rekonstruksi kejadian.

"Jadi ini tadi kita melakukan adegan sesuai di TKP, statusnya masih pra rekonstruksi," tutur Kasatreskrim Polsek Bungkal, Aiptu Johan Putu Arema saat ditemui di lokasi, Jumat (2/3/2018).

Aiptu Johan menuturkan ada tiga TKP yang dilakukan pra rekonstruksi. Mulai dari rumah korban, rumah saksi atas nama Marlohi dan tempat ditemukan korban atau jenazah almarhum Mulyono.

"Tadi kami melakukan 61 adegan yang diambil berdasarkan keterangan semua saksi baik dari versi keluarga korban atau pelapor maupun saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara," jelasnya.

Setidaknya ada 17 saksi, lanjut Aiptu Johan, yang sudah diperiksa dan dimintai keterangannya. Saat pra rekonstruksi ini pun juga ditemukan beberapa kejanggalan. "Tapi itu masih akan kami dalami," imbuhnya.

Baca Juga: Kematian Dianggap Tak Wajar, Makam Mulyono Dibongkar

Menariknya, salah satu adegan pengikatan tangan korban diduga menjadi penyebab utama kematian Mulyono tidak diperagakan. Pasalnya, belum ada yang ditetapkan tersangka dalam kasus ini.

"Karena kita melaksanakan pra rekonstruksi sesuai BAP dengan saksi keseluruhan, sementara ini belum ada yang mengikat," tukasnya.

Ditanya terkait siapa tersangkanya, Aiptu Johan mengaku akan meminta keterangan para ahli. Mulai ahli jantung, ahli jiwa dan ahli pidana. "Kami belum bisa menentukan siapa tersangkanya, masalahnya kami harus meminta keterangan para ahli tadi," ujarnya.

Setelah pelaksanaan meminta keterangan para ahli, Aiptu Johan akan melaksanakan gelar untuk kelanjutan kasus ini. "Kami pun juga sudah menyerahkan hasil autopsi kepada pihak pelapor atau korban," tegasnya.

Sementara ayah korban, Yatni berharap pelaku pembunuhan anaknya segera tertangkap. "Saya yakin anak saya dibunuh," pungkasnya.

Mulyono diketahui mendatangi rumah Marlohi dan mengamuk. Demi meredam amarah Mulyono, warga pun mengikatnya. Saat keluarga hendak menjemput Mulyono, nahas Mulyono diketahui sudah tidak bernafas dan dinyatakan meninggal.

Akibat kejadian ini, keluarga Mulyono pun melaporkan kejadian ini ke Polres Ponorogo untuk mencari tahu penyebab kematian Mulyono. Bahkan akibat laporan ini, jasad Mulyono terpaksa harus dibongkar untuk pelaksanaan autopsi. (fat/fat)
Berita Terkait