"Yang saya maksud sambutan seperti raja itu adalah untuk pertemuan IMF bulan Oktober 2018, bukan kedatangan Managing Director Lagarde kemarin yang diajak blusukan," kata Fadli kepada wartawan, Rabu (28/2/2018).
Fadli menyoroti biaya pertemuan IMF di Bali pada Oktober mendatang tersebut. Menurutnya, biaya itu lebih baik digunakan untuk membiayai kepentingan rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kunjungan Managing Director IMF sih oke-oke saja, hanya berisi pujian terhadap ekonomi," sambung Fadli.
Dia lalu kembali mengungkit peran IMF saat krisis 1998. "Perlu dicatat, IMF ini adalah institusi yang merusak kita 20 tahun lalu karena malpraktik policy-nya. Ekonomi kita sengaja dibuat semakin kacau oleh IMF ini," ungkapnya.
Soal biaya pertemuan IMF yang disebut Rp 1 T oleh Fadli ini sendiri sudah dikoreksi oleh Ketua Satuan Tugas Persiapan Annual Meeting IMF-World Bank dari Bank Indonesia, Peter Jacob. Dia menegaskan bahwa biayanya bukan Rp 1 triliun.
"Biayanya nggak sampai Rp 1 triliun. Kalau yang dikemukakan, itu Rp 800 miliar untuk acara Oktober 2018. Persiapannya sudah sejak dua tahun," kata Peter. (imk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini