"Sampai akhir hayatnya, Bunda Tety terus berjuang untuk menuntaskan dan menagih ke pemerintah untuk kejelasan kasus 12 Mei 1998 yang merenggut nyawa putranya, Elang," kata Ketua Bidang Humas, Publikasi, dan Media Ikatan Alumni Universitas Trisakti (IKAUSAKTI) Revie Sylviana lewat keterangan tertulisnya, Senin (26/2/2018).
Revie mengatakan hal ini diketahui saat perwakilan pengurus IKAUSAKTI membesuk Bunda Tety di RS Dharmais beberapa waktu lalu. IKAUSAKTI menyatakan berdukacita atas meninggalnya Bunda Tety, yang pada usia tua kehilangan anak yang jadi harapan keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penuntasan kasus ini jadi salah satu dari empat agenda utama kepengurusan IKAUSAKTI. IKAUSAKTI juga akan meminta pemerintah mengakui Universitas Trisaksi sebagai Kampus Reformasi dan Pahlawan Reformasi.
"Fokus kami adalah perjuangan untuk status Pahlawan Reformasi. Semoga hal ini bisa segera terwujud menjelang peringatan 20 tahun peristiwa Tragedi Universitas Trisakti pada 12 Mei mendatang. Kami amat sangat mengharapkan dukungan dan kejelasan dari pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Semoga segera ada titik terang. Damailah di sisi-Nya, Bunda Tety. Salam kami untuk Elang. Kami akan lanjutkan perjuangan!" tutupnya. (jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini