"Sulit untuk tidak mengaitkannya karena polanya mirip dengan kejadian sebelum G30S/PKI," ujar Mardani kepada wartawan, Kamis (22/2/2018).
Mardani yakin kalau pernyataan Rommy itu berangkat dari data. Memang, Rommy menyampaikan pernyataannya berdasarkan analisis tim pencari fakta yang diterjunkan PPP yang telah mengumpulkan informasi dari sejumlah lokasi penyerangan pemuka agama. Tim itu juga sudah menyampaikan laporan ke DPP PPP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke data-data pencari fakta. Temuan-temuan yang sudah dilaporkan tim lalu dianalisis oleh PPP. Hasil analisis awal, PPP mengidentifikasi ada kelompok yang memiliki kemampuan melakukan tindakan sistematis dan terencana terkait penyerangan terhadap para pemuka agama. Hasilnya, mengarah ke dua pihak: penguasa dan pihak di luarnya.
Identifikasi bahwa ada kelompok berkuasa atau yang pernah berkuasa terkait penyerangan terhadap ulama lalu dianalisis lagi. Analisis didasarkan pada siapa untung dan siapa rugi.
Dilanjutkan Rommy, penyerangan terhadap ustaz-ustaz kampung di masa lalu, pertama bertujuan memberikan pesan kepada masyarakat sipil agar tidak mencoba-coba menurunkan Soeharto. Tujuan kedua adalah membangun persepsi publik bahwa negara dalam kondisi tidak aman, sehingga harus dipimpin oleh Soeharto, yang memiliki latar belakang militer.
"Artinya, siapa mereka? Mereka adalah yang pernah menjadi orang kuat di republik ini, siapanya tentu polisi, aparat intelijen harus menggali lebih jauh fakta dan apa di balik fakta," sebut Rommy.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini