"Sebenarnya saya sudah menerima informasi bahwa seorang jenderal polisi--seorang pejabat polisi tingkat atas--telah terlibat. Awalnya, saya mengatakan informasi itu bisa saja salah. Namun kini, ketika telah 2 bulan berlalu dan kasus tersebut belum juga terpecahkan, saya katakan, perasaan terhadap informasi itu bisa saja benar," ucap Novel kepada TIME seperti dilansir time.com, Rabu (14/6).
Terkait pengakuan Novel, Polisi meminta Novel melaporkannya. Polri mengerahkan Densus hingga Inafis untuk mengungkap kasus Novel. Polri juga mengirim tim ke Singapura untuk mengkonfirmasi pernyataan soal jenderal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sela pemulihan kesehatannya di Singapura, Novel juga turut berkomentar mengenai hak angket DPR terhadap KPK. Novel berharap agar KPK tetap mendapat dukungan.
"Novel menyampaikan harapannya agar orang-orang yang memiliki nurani dan semangat antikorupsi di DPR memberikan dukungan terhadap KPK dengan tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan baik itu korupsi pengadaan e-KTP atau pun kasus lainnya," kata Novel melalui Jubir KPK Febri Diansyah, Jumat (5/5).
Di kesempatan lain di Singapura, Novel juga berharap rekan-rekan penyidik KPK tak gentar dan semangatnya luntur atas apa yang terjadi terhadapnya.
"Yang jelas saya ingin menyampaikan semangat pada rekan-rekan semuanya bahwa saya tentunya dengan kejadian ini tidak akan, berharap tidak akan mengendur atau berkurang semangat," ujar Novel dalam video yang diunggah PP Pemuda Muhammadiyah di laman resmi Facebook-nya, Selasa (25/7/2017).
Menurut Novel, orang-orang yang ingin pemberantasan korupsi terhenti hanya akan terus berharap.
"Begitu juga dengan harapan orang-orang yang telah berupaya untuk menyerang saya, untuk memendam, untuk menghentikan langkah-langkah pemberantasan korupsi, saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia, tidak ada gunanya," tutur Novel.
"Saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan," tegasnya.
Terkait pengusutan kasusnya, Novel tak yakin akan berjalan mudah. Ia pun khawatir Kapolri mendapat masukan palsu dari anak buahnya.
"Saya khawatir juga Pak Kapolri diberi masukan yang palsu dari anak buah. Sekarang bukan masalah alibinya seperti apa, tapi seserius apa. Kalau ada fakta yang dikelabui, apakah Anda masih bisa percaya dengan alibi-alibi yang dibuat? Karena alibi-alibi yang dibuat untuk menutupi fakta, ya sangat mudah, tidak sulit," kata Novel saat Blak-blakan bersama detikcom di Singapura, Minggu (30/7).
Novel menyebut teror tak hanya dialamatkan kepadanya, para penyidik lain juga menerima teror. Menurut Novel, aktor intelektual teror tersebut merupakan sosok yang sama.
"Sebenarnya ada juga petugas-petugas KPK lainnya, baik penyidik maupun yang petugas yang membantu tugas penyidik, dilakukan teror juga. Indikasi memang aktor intelektualnya sama, dan ini kemudian saya berpikir mestinya tidak boleh dibiarkan," ungkap Novel.
Pernyataan Novel lain adalah ketika dia menduga ada oknum Polisi yang menerima suap untuk menerornya. Novel juga menduga Kapolri sudah dilapori soal adanya oknum menerima suap tersebut.
Enam bulan pascapenyerangan, Novel meluapkan kekecewaannya. Ia merasa tak ada upaya lain untuk mengusut kasusnya, membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) misalnya.
"Saya juga ingin menyampaikan bahwa masalah ini tidak diungkap sampai sekarang. Dan saya juga belum mendengar dalam hal ini rencana tentang bagaimana selanjutnya kasus hukum ini dan masalah-masalah lain. Harapan saya dibentuk TGPF," ungkap Novel lewat video call dari ponsel sahabatnya, Dahnil Anzar Simanjuntak, di KPK, Rabu (11/10/2017).
Pertengahan Desember 2017, Novel menyampaikan dia telah memanfaatkan pelaku. Menurutnya teror merupakan resiko karena memberantas korupsi haruslah butuh keberanian.
"Jadi kalau saya memaafkan, saya jadi berbuat baik, seperti yang tertulis di Alquran, ini jadi membuat saya mendapat semangat. Oleh karena itu saya memaafkan, karena ini membawa kebaikan untuk saya," kata Novel via video conference di KPK, Rabu (13/12/2017).
Novel dikabarkan akan pulang ke Indonesia pada Kamis (22/2) besok. Novel pulang setelah menjalani perawatan selama 10 bulan. Selanjutnya dia akan menjalani rawat jalan ke Singapura.
Halaman 2 dari 2