"Keluarganya mengaku bahwa yang bersangkutan gila sejak kecil. Namun, tidak ada surat keterangan (gilanya)," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (19/2/2018).
Dari hasil koordinasi antara Polres Lamongan dan Polres Cirebon, pelaku berinisial NT dan diketahui berasal dari Lemahabang Kulon, Cirebon. Orangtua mengakui foto pria yang ditunjukkan penyidik Polres Cirebon adalah anaknya yang lahir pada 23 November 1994.
Keluarga menyebut NT tidak bekerja dan hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP.
"Keterangan dari keluarganya bahwa, yang bersangkutan (pelaku penyerangan) sudah meninggalkan keluarganya sejak 4 tahun lalu," terangnya.
Pada Minggu (18/2), NT tidur di pendopo Ponpes Muhammadiyah Karangasem. Dia dibangunkan KH Hakam Mubarok menjelang salat zuhur. Sarungnya ditarik dan jajanannya dibuang. Marah, ia mengejar sang kiai. Pelaku akhirnya ditangkap santri dan warga, kemudian diserahkan ke polisi.
Sejak pagi tadi, pelaku ditempatkan di ruang sel di rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim, untuk menjalani pemeriksaan. Untuk mengetahui apakah pelaku mengidap gangguan jiwa atau tidak, Polda Jatim (roi/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini