.webp)
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, KPU Jatim yang diwakili oleh Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro menyampaikan materi kepada ratusan siswa-siswi secara detail dan gamblang tentang tahapan-tahapan pemilihan umum.
"Segmennya pemilih pemula jadi kami sesuaikan dengan mereka. Kami tidak terlalu menjejali mereka dengan materi tapi dengan game-game dan pertanyaan-pertanyaan interaktif. Jadi kegiatan ini menarik sehingga mereka tidak bosan. Yang terpenting adalah mereka muncul kesadaran untuk mengunakan hak pilihnya," kata Gogot kepada wartawan saat di Gedung serbaguna SMK St Louis Surabaya, Senin (19/2/2018).
Gogot menegaskan tujuan dari diadakannya sosialisasi pemilih pemula ialah menekan agar para pemilih pemula bisa menjadi pemilih yang cerdas.
"Pemilih yang cerdas itu mencoba memastikan sebelum pemungutan suara itu terdaftar sebagai pemilih. Memastikan paslon yang akan dipilih sesuai dengan rekam jejaknya. Kemudian datang ke TPS sudah punya pilihan dan tidak bersifat pragmatis tidak berdasarkan materi tapi berdasarkan visi misi paslon. Kemudian setelah memilih mau mengawasi proses pemungutan suara, rekapitulasi, dan sebagainya," ujarnya.
Dalam sosialisasi yang berlangsung selama dua jam tersebut, para pemilih pemula terlihat cukup antusias mendengarkan setiap materi yang diberikan oleh nara sumber.
 Salah satu siswa memasukkan surat suara ke kotak suara (Foto: Deni Prastyo Utomo) |
Acara yang diikuti oleh siswa -siswi yang kini duduk dibangku kelas 12 tersebut, rata-rata sudah berusia 17 tahun. Artinya pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur mereka sudah memiliki hak untuk memilih.
Pada penghunjung acara, mereka mendapatkan kesempatan mencoba untuk mempraktikkan proses pencoblosan. Alat peraga seperti surat suara, bilik suara serta kotak suara sudah disiapkan oleh KPU Jatim dan panitia.
Gogot memberikan apresiasi kepada wartawan foto suarabaya (wafos) yang sudah membantu KPU Jatim dalam rangka sosialisai kepada pemilih pemula dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jatim 2018.
"Saya pikir ini luar biasa yang dilakukan oleh teman-teman wafos. Tidak hanya mengelar sosialisasi tatap muka tapi juga mengemas dengan menarik ada pameran foto pemilukada, simulasi pencoblosan," ungkapnya.
Sementara itu, Kevin Andrew (17) siswa kelas 12, mengaku senang dengan hadirnya sosialisai tentang pemilihan umum yang digelar disekolahnya.
"Aku jadi tahu pemilu itu, tidak cukup tahu dari keluarga saja. Kini jadi bisa tahu sistem pemilu serta tahapan-tahapan pemilu seperti apa. Penejelasannya juga cukup detail," katanya. (iwd/iwd)
