Maut di Tanjakan Emen, Rem Bus Diduga Blong Saat Turunan Akhir

Maut di Tanjakan Emen, Rem Bus Diduga Blong Saat Turunan Akhir

Mukhlis Dinillah - detikNews
Minggu, 11 Feb 2018 15:46 WIB
Kasubdit Gakkum Korlantas Polri Kombes Joko Rudi. (Foto: Muklis Dinillah/detikcom)
Subang - Polisi menduga kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang, akibat bus rem blong. Turunan panjang yang ada di sepanjang jalan raya Subang tersebut menjadi faktor penyebab sistem pengereman bermasalah.


Polisi olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari tahu penyebab kecelakaan bus menabrak satu motor lalu menghantam tebing dan terguling hingga menewaskan 27 orang. Olah TKP menggunakan alat Faro atau pemindaian menggunakan kamera tiga dimensi (3D).

"Olah TKP menggunakan sistem Faro dengan kamera (drone) laser 3D. Nanti dipetakan jadi aplikasi yang menggambarkan terjadinya kecelakaan ini," kata Kasubdit Gakkum Korlantas Polri Kombes Joko Rudi di sela-sela olah TKP, Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


[Gambas:Video 20detik]


Ia menuturkan berdasarkan analisis secara kasat mata yang dilakukannya, tampak ada beberapa titik memperlihatkan bus yang datang dari arah Bandung ke Subang itu mencoba menghentikan kendaraan sebelum akhirnya terguling. Namun, nampaknya sistem rem tidak berfungsi.

"Tadi terlihat ada beberapa titik bekas pengeraman di jalan sebelum akhirnya terguling. Artinya bus sempat mencoba untuk memperlambat laju kecepatannya," ujar Joko.

Lokasi kejadian kecelakaan bus maut yang menwaskan 27 orang di Tanjakan Emen Subang.Lokasi kejadian kecelakaan bus maut yang menewaskan 27 orang di Tanjakan Emen Subang. (Foto: Mukhlis Dinillah/detikcom)
Lebih lanjut ia menjelaskan lokasi kecelakaan ini merupakan titik terakhir jalan menurun dari Tanjakan Emen dari arah Bandung menuju Subang. Sehingga, sambung dia, diprediksi sistem pengereman bus mengalami gangguan lantaran sepanjang Tanjakan Emen yang mencapai 2,4 kilometer itu terus digunakan.

"Karena ini turunan terakhir mungkin (rem) panas dan memuai hingga tidak berfungsi. Karena ini kan cukup panjang turunannya, jadi rem terus dipakai," tuturnya.


Kendati demikian, kata Joko, analisis tersebut masih bersifat sementara. Pihaknya harus membuktikannya melalui olah TKP serta keterangan dari para korban selamat dan saksi mata. Kemudian, alat bukti ini direkomendasikan ke pengadilan.

"Kami pastikan bus ini tidak overload. Karena penumpang ada 53 orang, sedangkan kapasitas 54 orang. Tapi lebih lanjutnya kita tunggu hasil olah TKP dan keterangan para saksi," ucap Joko. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads