Seperti dilansir AFP dan CNN, Jumat (9/2/2018), shutdown terjadi setelah Kongres AS melewatkan batasan waktu tengah malam untuk menggelar voting bagi rencana anggaran pengganti atau 'stopgap spending-bill' juga untuk rencana anggaran keseluruhan atau 'budget bill'. Batas waktu itu berakhir pada Kamis (8/2) tengah malam waktu AS, atau Jumat (9/2) siang WIB.
Penyebab tertundanya voting ini adalah Senator Republik, Rand Paul, yang terus berbicara di ruang sidang Senat AS selama lebih dari 9 jam, secara on-off atau selang-seling. Dia terus berbicara hingga batas waktu tengah malam semakin dekat dan Senat memutuskan waktu istirahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu istirahat ditetapkan hingga 1 menit setelah Kamis (8/2) tengah malam. Ini berarti saat sesi kembali dibuka, jelas anggaran federal AS habis masa berlaku alias tidak ada anggaran untuk membiayai pemerintahan federal AS mulai Jumat (9/2) waktu setempat.
Hal ini secara teknis memicu terjadinya shutdown. Di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, shutdown ini merupakan yang kedua kali usai shutdown terjadi akibat ketidaksepakatan soal isu imigran dalam Senat AS pada 19 Januari lalu. Saat itu, pemerintah AS tutup selama 3 hari sebelum dibuka kembali pada 23 Januari.
Shutdown kali ini diperkirakan hanya akan berlangsung sebentar, karena Senat AS dijadwalkan akan langsung menggelar voting pada Jumat (9/2) dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
Jika rencana anggaran itu diloloskan, maka dari Senat AS hasil voting akan diteruskan ke House of Representatives (HOR) atau DPR AS untuk divoting. Jika diloloskan DPR AS, rencana anggaran akan diserahkan ke meja Trump untuk ditandatangani. Paling cepat, rencana anggaran yang diloloskan akan ditandatangani Trump pada Jumat (9/2) pagi waktu AS.
Begitu rencana anggaran ditandatangani Trump, pemerintah AS akan kembali memiliki anggaran untuk menjalankan pemerintahannya dan shutdown diakhiri.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini