"Nanti kita lihat perkembangannya," kata Novanto di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2018).
Terkait penelusuran apa yang tertulis di catatannya, Novanto menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik. Dia tidak mau menanggapi lebih jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya soal peran nama yang dituliskannya dalam buku hitam tersebut, Novanto menyatakan pertanyaan itu lebih pas ditanyakan ke Nazaruddin.
"Tanya Pak Nazaruddin," jawab Novanto.
Diberitakan sebelumnya, SBY menilai manuver Novanto membawa catatan yang sengaja dibuka itu merupakan upaya menuduh dirinya terlibat megakorupsi e-KTP. SBY menegaskan ada upaya fitnah kepada dirinya. Meski demikian, dia meminta kader-kader PD tenang dan menggunakan logika untuk menepis semua tuduhan.
"Kemudian kemarin ada kasus Setya Novanto seperti memamerkan buku catatannya, yang setelah kita putar (bukunya), berkali-kali juga, aneh, pura-pura tidak disengaja, tapi segera diambil oleh sejumlah media online, dipergunjingkan oleh masyarakat secara luas," kata SBY di kantor DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).
"Saya bisa kalah kalau yang saya hadapi ini sebuah konspirasi besar. Jika konspirasi ini juga memiliki kekuatan bagian dari kekuasaan atau politik uang. Kalau saya kalah paling tidak sejarah mencatat ada seorang warga negara yang bernama Susilo Bambang Yudhoyono yang mencari keadilan dan warga negara itu kalah. Itulah saya, bagaimana dengan tuduhan terhadap Edi Yudhoyono yang secara ganjil, menggelikan dan di tunjukan catatan seorang Setnov, mungkin maunya secara tidak langsung maunya ke saya. Tetapi siapapun dengan mudah itu sebuah permainan," sambung SBY. (fjp/tor)