Prajurit yang berhasil menemukan korban adalah Praka Pujiono, anggota Batalyon 14 Grup I Kopassus. Merpati Putih merupakan salah satu cabang ilmu bela diri yang biasa dilatih prajurit Korps Baret Merah.
"Itu memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang ada di alam dengan konsentrasi dipadukan dengan tenaga dalam (pernafasan Merpati Putih)," ujar Danyon 14 Grup I Kopassus Mayor Inf Wahyu Yuniartoto dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (7/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk bisa menguasai tenaga dalam itu, mereka yang belajar Merpati Putih harus belajar pernafasan selama 8 bulan. Setelah itu masuk ke tingkatan, ada dasar 1 (sabuk putih) dan dasar 2 (dasar merah). Baru kemudian ke tingkat Balik 1 dan Balik 2.
"Lalu ada Kombinasi 1, itu kemampuan kombinasi power dengan getaran atau energi yang disalurkan dengan tangan. Memanfaatkan elektromagnetik untuk menghantar energi mencari obyek yang dimaksud," sebut Wahyu.
"Nanti mengerucut ke lokasi, bisa di lembah, hutan yang jauh, di dalam air. Nanti kan ada benda-benda yang berbeda dari lingkungannya. Kombinasi ada 1 dan 2. Ini yang sudah pada getaran itu," sambungnya.
Setelah tingkat kombinasi ada tingkatan selanjutnya, yakni Khusus 1 dan 2, kesegaran, serta inti 1 dan 2. Merpati Putih sendiri sebenarnya bagian dari silat, namun kini sudah menjadi cabang bela diri sendiri.
"Merpati Putih itu bagian dari silat. Ibunya Merpati Putih adalah silat. Tapi sekarang Merpati Putih sudah sendiri, sudah masuk IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Merpati Putih spesialisnya (silat) kalau ibaratnya dokter," terang Wahyu.
Menurut dia, semua prajurit Kopassus mempelajari cabang bela diri ini. Namun disebut Wahyu, tidak semua lalu menjadi atlet cabang bela diri itu.
"Kopassus itu memang ada beberapa bela diri, silat, judo, Merpati Putih bagian dari silat. Semua prajurit Kopassus melalui latihan ini, tapi nanti akan ada fit and proper, kita pilih kualitasnya, psikologinya, konsentrasinya dan lain-lain," jelasnya.
Mungkin saja banyak prajurit Kopassus yang mampu pada tingkatan embrio atau pernafasan. Hanya saja tidak semua bisa mampu pada tingkatan tenaga dalam.
"Pernafasan mungkin bisa kita semua latihan tapi tidak semua bisa mampu sampai ke tingkat getaran. Kita seleksi ke orang-orang yang memang punya konsentrasi tinggi, peka dengan alam," kata Wahyu.
Prajurit Kopassus yang bisa Merpati Putih merata di semua satuan. Tak jarang teknik Merpati Putih digunakan untuk menjalankan tugas.
"Merata, di satuan-satuan. Di batalyon, grup 1, Grup 2, grup 3, satuan antiteror Kopassus," ucapnya. (elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini