"Saya gini sih, kalau saya memang... ya kan kita terus berikhtiar memberi yang terbaik, bahwa ada harapan, ada aspirasi sebagian masyarakat, ya saya syukuri, berarti dipercaya oleh sebagian masyarakat, untuk terus berkontribusi, mungkin ke ranah yang lebih besar," kata TGB menjawab pertanyaan detikcom saat berkunjung ke Transmedia, gedung Trans TV, Jl Kapt Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (5/2/2018).
TGB menuturkan dukungan-dukungan untuknya juga disertai undangan mengisi acara di berbagai wilayah di Indonesia. Pria 45 tahun ini mengatakan, dalam 6-7 bulan terakhir, banyak memenuhi undangan di berbagai provinsi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada bulan yang lalu, bulan Januari, kita ada alumni Al-Azhar Indonesia. Saya kebetulan jadi ketuanya, diminta Pak Quraish Shihab menggantikan beliau. Teman-teman minta, ayolah Anda kami kasih amanah untuk ikut kontestasi, sebagai apa pun. Setelah itulah baru kemudian saya memandang ini beda," ujar TGB.
Apa bedanya?
"Bedanya itu saya harus menyiapkan diri lebih baik lagi," jawab anggota DPR RI periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang ini.
![]() |
TGB lalu bicara soal kondisi sosial masyarakat Indonesia yang menurutnya 'teracuni' perbedaan pandangan politik tajam di Pilkada DKI 2014. Dalam kunjungan ke berbagai provinsi, TGB terus menyampaikan pesan-pesan persatuan bahwa tak ada dikotomi dan pertentangan antara kaum nasionalis dan Islam serta tak ada perselisihan antara nasionalisme dan keislaman.
"Itu dua hal yang saling memperkuat, dan untuk Indonesia itu dua hal yang sudah dalam sekali di hati orang Indonesia. Jadi itu yang saya ikut coba berkontribusi untuk menenangkan, untuk mengingatkan kita, kita jangan terbiasa mempertentangkan hal-hal baik dalam hidup kita. Kita suka mempertentangkan antara agama dengan bangsa, keislaman dan nasionalisme, itu kan hal-hal baik, menurut saya hal-hal baik ini justru harus disuburkan," tutur penerima Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2013 ini.
TGB lalu kembali bicara soal pertemuannya dengan Ikatan Alumni Al-Azhar dan dukungan maju ke Pilpres 2019. Dia mengatakan merespons serius dukungan-dukungan itu.
"Nah pascapertemuan di Pondok Cabe dengan teman-teman alumni itu, kemudian ada permintaan-permintaan dari beberapa tokoh yang saya hormati, memang jadi berubah, bahwa saya harus lebih fokus lagi untuk merespons itu," ujar Gubernur NTB dua periode yang segera mengakhiri masa baktinya ini.
Di survei LSI Denny JA, popularitas TGB, sebagai kandidat cawapres, sebesar 13,9 %. Meski tingkat pengenalannya masih rendah, namun hasil survei LSI Denny JA menunjukkan tingkat kesukaan publik yang mengenal TGB sangat tinggi, di atas 70 persen. (tor/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini