"Kaget dan sedih saya membaca berita seorang guru tewas dianiaya muridnya di sebuah SMA Negeri di Sampang, Madura. Turut berduka cita saya sampaikan kepada keluarganya. Mudah-mudahan jalan almarhum dilapangkan Allah," ujar Cak Imin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/2/2018).
Menurut Cak Imin, pemukulan tersebut merupakan hal tidak terduga. Hal ini akibat emosi tidak terkendali pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cak Imin menilai, kasus itu menjadi peringatan bagi orang tua yang memiliki anak ABG menjelang remaja. Anak-anak harus diajarkan pengendalian diri, emosi, dan disiplin.
"Anak harus dilatih kalau marah jangan berlebihan, sedih jangan berlebihan, senang juga jangan berlebihan. Semua secukupnya saja. Supaya stabil emosinya kalau sudah dewasa," ucap dia.
Orang tua, lanjutnya berperan lebih banyak dari guru. Berapapun banyaknya waktu di sekolah, tetap lebih lama waktu anak bersama orang tua di rumah.
"Orang tua zaman now harus lebih rajin memberi contoh dan mengingatkan anak. Apalagi kalau anaknya laki-laki, harus ekstra usahanya. Anak saya perempuan semua sih. Jadi ya relatif lebih mudah kalau dikasih tahu," tambahnya.
Selain peran orang tua, pendidikan agama dan pembangunan karakter harus jadi satu paket lengkap. Menurut Cak Imin, pesantren menggabungkan kedua hal itu.
"Insya Allah di pesantren anak kita aman dari narkoba, tawuran, kekerasan, pergaulan bebas, hedonisme, dan lainnya," demikian Cak Imin. (nwy/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini