"Kalau kader mau (jadi cawapres), ya pastilah (maju). Nanti dirumuskan bulan Mei," kata Zulkifili kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Menurutnya, posisi capres atau cawapres tidak perlu dipersoalkan. Dia mengklaim lebih mementingkan bagaimana bekerja dengan maksimal untuk masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling penting sekarang kita bekerja sebaik mungkin melayani masyarakat. Misalnya sekarang ini soal impor pangan, tentu lagi panen raya itu menyusahkan petani. Saya dengar impor lagi beras ketan, sudah ada impor jagung, tentu itu merugikan petani kita yang panen sudah bagus," tambah Zulkifli.
Untuk maju sebagai capres atau cawapres, ia menyadari harus ada syarat minimal perolehan kursi di DPR suatu partai yang harus dipenuhi. Karena itu, ia masih melihat peluang koalisi parpol yang akan mengusungnya.
"Sekarang ini kan harus 20 persen. Kami menyadari, PAN cuma delapan. Kami nomor lima loh, PAN dulu baru PKB dan PPP. Nanti Mei akan kelihatan petanya. Karena 20 persen itu siapa dengan siapa," ujar Ketua MPR itu.
Sebelumnya diberitakan, kader Partai Amanat Nasional (PAN) di Jawa Tengah mendorong Ketua Umum Zulkifli Hasan menjadi calon presiden pada 2019. Zulkifli pun menyambut positif dan akan membahasnya.
Backdrop acara apel ranting PAN Jateng di Hotel Patrajasa Semarang pun menampilkan tulisan 'Apel Ranting PAN Menuju Zulkifli Hasan Presiden'.
"Ya tentu kader ingin ketuanya jadi presiden. Tapi syaratnya 20%, nah kita hormati, kita nanti belakangan bahas," kata Zulkifli seusai acara di Patrajasa, Jumat (12/1). (gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini