Dilaporkan Pegawainya ke Dewan Etik, Ketua MK: Terima Kasih

Dilaporkan Pegawainya ke Dewan Etik, Ketua MK: Terima Kasih

Aditya Mardiastuti - detikNews
Rabu, 31 Jan 2018 18:55 WIB
Ketua MK Arief Hidayat (Foto: kanavino-detikcom)
Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat kembali dilaporkan ke Dewan Etik oleh pegawainya Abdul Ghoffar. Arief enggan menanggapi laporan tersebut.

"Saya nggak nanggapi, percuma," kata Arief di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Arief hanya mengucapkan terima kasih atas laporan yang diajukan kepadanya. "Terima kasih," jawabnya singkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan ke Dewan Etik itu dilayangkan Ghoffar terkait pernyataan Arief dalam pemberitaan detikcom, Kamis, 25 Januari 2018. Berita tersebut berjudul 'Diminta Mundur Bawahannya, Ketua MK: Dia Sakit Hati Sama Saya'.

Arief menyebutkan Ghofar merupakan bekas stafnya saat memasuki MK. Namun Arief tak puas dengan kinerja Ghoffar karena sering tidak masuk, sering keluar saat jam kantor dengan alasan mengurus keluarga. Ghoffar sempat mengikuti studi selama dua tahun di Australia. Saat kembali ia meminta posisinya struktural dan tak dikabulkan.

[Gambas:Video 20detik]




Selain itu, menurut Arief, kekecewaan Ghoffar disebabkan namanya dicoret dari rombongan undangan pertemuan MK se-dunia di Lithuania. Sebab panitia penyelenggara pertemuan membatasi jumlah peserta. Kekecewaan-kekecewaan inilah, kata Arief, yang membuat Ghoffar sakit hati hingga menuntut dirinya mundur sebagai ketua MK.

Peneliti Muda MK itu kemudian membantah pernyataan Arief tersebut. Ia menyebutkan Arief hanya mengalihkan tuntutan mundur menjadi masalah pribadi. Sikap itu menyalahi sifat kenegarawanan yang harus disandang seorang penjaga konstitusi.

"Ini sangat disayangkan, sikap kenegarawanan itu harus didasari fakta. Bukan pengalihan semacam ini," ucap Ghoffar kepada detikcom. (ams/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads