"Mungkin cara manajemen saja. Kalau kita (Presidium Alumni 212) kolektif-kolegial. Kalau mereka (Persaudaraan Alumni 212) mungkin sistem seperti halnya partai politik dan sebagainya. Kita tidak tahu. Saya kira lebih bagusnya kalian tanya. Sistem seperti apa," kata juru bicara Presidium Alumni 212 Aminuddin di sekretariat PA 212, Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Jaksel, Senin (29/1/2018).
Aminuddin menjelaskan setiap keputusan di Presidium Alumni 212 diambil secara kolektif-kolegial. Setiap elemen yang ada dalam organisasi tersebut bisa memberikan pendapat masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, dia menegaskan Presidium Alumni 212 merupakan rumah besar bagi semua umat dan aktivis. Tujuannya semata-mata untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
"Kan kemarin bisa melihat bagaimana teman-teman presidium itu dari beberapa (kalangan). Presidium ini rumah besar umat, aktivis, semua yang bisa kreasikan untuk kepentingan bangsa, agama, dan negara," terangnya.
Baca juga: Persaudaraan Alumni 212 Tak Akui Garda 212 |
Aminuddin juga menerangkan soal struktur Presidium Alumni 212. Wadah bagi aktivis 212 itu dipimpin oleh Umar al-Hamid. Habib Rizieq Shihab dan Amien Rais masuk dalam struktur Dewan Pembina.
"Sama ada, kita dewan pembina beliau (Habib Rizieq), Pak Amien Rais masuk juga. Terus juga banyak ulama, ada tokoh nasionalis, tentara, dan sebagainya. Nanti pada saatnya kita undang untuk lebih pertajam ini semua," imbuhnya.
Ditanya soal sikapnya di bidang politik, Aminuddin mengatakan Presidium Alumni 212 akan membawa umat sebagai poros tengah. Menurutnya, yang paling penting untuk dibangun adalah kekuatan umat.
"Saya kira menjadikan umat sebagai poros tengah. Bahwa jangan lagi dipermainkan parpol atau kepentingan-kepentingan yang sifatnya. Kita ingin umat ini dibangun dululah. Dibangun, kekuatannya dibangun. Visi misi umat biar jelas juga," tuturnya. (knv/jbr)