Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kecepatan angin beberapa hari memang terpantau cukup tinggi. Angin kencang tersebut, menurut BMKG, dipicu adanya selisih tekanan udara antara daratan Asia dan Australia.
"Hal ini tidak lepas dari pengaruh posisi gerak semu tahunan matahari yang saat ini berada di selatan ekuator, sehingga mengakibatkan bumi bagian selatan ekuator menjadi panas dan tekanannya (pressure) relatif lebih rendah dibandingkan bumi bagian utara ekuator," jelas BMKG dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (28/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengingat sifat dari udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang lebih rendah, sehingga selisih tekanan sekitar 36 hPa ini cukup signifikan untuk memicu pergerakan massa udara dari Asia menuju wilayah Indonesia yang cukup kuat," tulis rilis tersebut.
Kondisi tersebut diperkuat dengan posisi tekanan terendah wilayah Australia yang berada di selatan NTT atau selatan wilayah Indonesia bagian timur, tanpa disertai kemunculan daerah siklonik di selatan Banten atau Jawa Barat.
"Sehingga pergerakan angin menjadi semakin kuat dari Laut Cina Selatan menuju wilayah sekitar Bangka Belitung dan kemudian dibelokkan ke arah barat akibat pengaruh rotasi bumi," ungkap rilis itu. (nvl/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini