Melihat Rumah Cimanggis Tinggalan Gubernur VOC Korup

Rumah Cimanggis

Melihat Rumah Cimanggis Tinggalan Gubernur VOC Korup

Aryo Bhawono - detikNews
Rabu, 17 Jan 2018 11:29 WIB
Foto: Aryo Bhawono/detikcom
Jakarta - Pemerintah berencana membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ironinya pembangunan UIII tersebut harus menggusur sebuah bangunan bersejarah yang ada di kawasan lapangan pemancar RRI, Kecamatan Cimanggis.

Bangunan tersebut adalah sebuah rumah milik Gubernur Jenderal ke-29 Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Petrus Albertus van der Parra yang dibangun tahun 1775. Petrus Albertus membangun rumah tersebut untuk ditempati istri keduanya Adrianna Johanna Bake.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan karena rumah itu untuk istri kedua pejabat VOC yang korup maka tak semestinya dijadikan situs bersejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: JK Bicara soal Rumah Peninggalan Belanda di Cimanggis

Seperti apa wujud rumah untuk istri ke-2 Gubernur VOC itu?

Melihat Rumah Cimanggis Tinggalan Gubernur VOC KorupFoto: Aryo Bhawono/detikcom


detikcom pada Selasa kemarin melihat langsung rumah tersebut. Bangunan bergaya kolonial di dalam Komplek Pemancar RRI, Jalan Raya Bogor, Jawa Barat itu nampak angker. Kondisi bangunannya tak lagi utuh. Atapnya hanya tinggal sebagian, kaca jendela banyak yang hilang, pintu lapuk, dan tumbuhan liar menjalar menutup sebagian besar temboknya.

Rumah itu dibangun pada 1775 dan ditempati oleh Adrianna Johanna Bake, istri kedua Gubernur Jenderal ke-29 Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Petrus Albertus van der Parra. Ia menguasai tanah sekitar 200 hektar di lahan itu dan menghidupkan masyarakat di sekitar daerah yang kini menjadi wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok.

Kehidupan sebelum rumah itu dibangun bisa dibilang gelap. Depok pada masa VOC masih belantara. Kehadiran rumah itu mengembangkan kehidupan kawasan Cimanggis.

Ketua Umum Herritage Depok Community Ratu Farah Diba menyebutkan pasar Cimanggis dibangun setelah rumah itu berdiri. "Jadi tidak hanya tempat tinggal saja tetapi aktivitas juga berkembang dengan kehadiran orang-orang Belanda. Mereka juga butuh bahan makanan dan lainnya," ucap Farah ketika bertandang ke rumah itu bersama detikcom, Selasa (16/1/2017).

Letaknya yang tak jauh dari jalur menuju Buitenzorg membuat rumah itu menjadi persinggahan (land huizen) bagi orang Belanda yang hendak pergi ke sana. Jalur perjalanan masih buruk, pembangunan jalan raya Pos baru dilakukan oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 1808.

Letak rumah itu sendiri menjorok sekitar satu kilometer dari Jalan Raya Bogor. Tempat pas untuk mengistirahatkan kuda dan penunggangnya.

"Atau mereka harus berganti kuda dan terus melanjutkan perjalanan. Makanya di belakang rumah itu ada istal kuda tadinya," jelas Farah.




(jat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads