"Yang pasti habis melakukan (pembunuhan) dia (tersangka) pulang ke Bogor, terus di rumah itu dia naik ke atas gunung, ketemu dengan ustaz M itu," ujar Plh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Stefanus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (7/1/2018).
Feri ditangkap di perkebunan di Sukajaya, Kabupaten Bogor pada Sabtu (6/1) sekitar pukul 00.30 WIB. Feri ditangkap tanpa melakukan perlawanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stefanus mengatakan, setelah membunuh korban, Acep merasa dihantui perasaan bersalah. Dia pun sempat menceritakan pembunuhan itu kepada ustaz M tersebut.
"Dia terbayang-bayang, pengin tenang akhirnya dia cerita (ke ustaz). Versi tersangka, (ustaz menyarankannya) untuk berdoa dan rajin salat," lanjut Stefanus.
Acep mengaku menyesali perbuatannya itu. "Saya nyesel banget, setiap malam kepikiran terus, tidur nggak tenang. Ngelihat keluarga menderita gara-gara saya," kata Acep.
Kepada ibunya, Acep juga sempat menceritakan kejadian itu. Hingga akhirnya Acep disarankan untuk pergi ke Bogor untuk menemui ustaz.
Baca juga: Ini Acep, Pemijat yang Bunuh Arsitek Feri |
"Kemudian saya ke rumah nenek (di Bogor), ada yang kasih tahu ke ustaz Maman yaitu guru spiritual dengan (cara) ngaji begitu. Kalau ibu tahunya saya berkelahi aja," tambah Acep.
Selama di tempat persembunyian, Acep tidak pernah mengikuti pemberitaan hingga akhirnya dijemput paksa oleh polisi di Bogor pada Sabtu (6/1) kemarin.
Acep membunuh korban pada tanggal 10 Desember 2017 subuh lalu. Acep membunuh duda itu karena tersinggung dengan ucapan korban. (mei/dhn)











































