Tito menerima laporan tersebut dari Asisten bidang SDM Kapolri, Irjen Arief Sulistyanto dan Kalemdiklat Polri Komjen Unggung Cahyono. Salah satunya adalah permainan menggunakan uang saat rekruitmen.
"Kasus yang ditemukan Pak As SDM. Adanya rekruitmen di beberapa tempat, maaf termasuk Kabiddokesnya, Kabidokkesnya Sumsel main-main rekruitmen pakai uang. Dilaporkan, tidak tanggung-tanggung kita pidanakan. Sekarang kasusnya di Bareskrim Polri," ungkap Tito di RS Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (28/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu Pak Unggung, Kalemdiklat, masuk mengecek beberapa SPN, ada (siswa) yang sudah osteoporosis," ujar Tito.
Tito menyebut 60 persen siswa di SPN Yogyakarta menderita masalah tulang. "60 persen siswanya di Jogja. Ada yang sudah patah tulangnya," sambung Tito.
Tito pun mengaku heran dengan prosedur rekruitmen siswa SPN yang meloloskan siswa yang kesehatannya bermasalah. Menurutnya ada yang salah dalam prosedur penerima para calon polisi.
"Saya bilang bagaimana rekruitmennya nih? Ada juga yang kena sakit liver dan jantung. Berarti kan ada yang ngga beres," ucapnya.
Di hadapan Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, Tito meminta agar masalah ini dikoreksi dan dievaluasi.
"Ini saya minta jajaran Pusdokkes untuk melakukan koreksi dan evaluasi," tegas Tito. (aud/nvl)