"Terlihat lebih elegan. Batik merupakan warisan dari leluhur kita. Saya lebih nyaman menggunakan batik saat melakukan aktivitas di beberapa daerah. Saat penghargaan pun saya pasti menggunakan batik," ujar Bupati Anas kepada detikcom, saat kunjungan ke Mal Pelayanan Publik Banyuwangi, Kamis (21/12/2017).
Bentuk kecintaan batik inilah, Bupati Anas membuat beberapa gebrakan program untuk pelestarian batik, sekaligus mengangkat pamor batik ke kancah nasional. Sebagai upaya mendorong dan melestarikan batik khususnya di daerah, Bupati Anas mewajibkan kepada birokrasinya untuk memakai batik dua kali dalam seminggu.
"Sekolah pun juga sama. Dua hari dalam seminggu juga diwajibkan menggunakan batik. Dan harus khas Banyuwangi," tambahnya.
Bentuk kepedulian lainnya, kata Anas, Banyuwangi konsisten menggelar even-event batik. Sejak 5 tahun lalu, Banyuwangi memiliki event Banyuwangi Batik Festival (BBF). Sebuah event yang mempromosikan batik Banyuwangi agar dikenal masyarakat luas.
"BBF bukan sekedar even peragaan busana, namun ini upaya kami untuk mempertemukan perajin batik lokal dengan desainer nasional. Sehingga kreasi perajin batik kami lebih menarik," jelas Anas.
Saat ini, lanjut Anas, UKM batik di Banyuwangi terus meningkat. Pada tahun 2012, baru ada 9 perajin batik, kini berkembang menjadi 24 perajin. Motif batik pun terus berkembang, dari yang klasik 24 kini berkembang menjadi 44 motif.
"Ini menunjukkan perkembangan batik, baik dari sisi perajin maupun pemakai mengalami peningkatan. Even batik yang digelar pemkab memberikan dampak ekonomi yang terukur. Untuk melestarikan tradisi membatik ini, bahkan tiap tahun kami gelar lomba mencanting untuk kategori SD dan remaja," terang Anas.
Anas melanjutkan lomba mencanting batik yang menyasar pelajar SMA/SMK ini bertujuan untuk menjaring talent-talent pembatik muda. Sehingga tercetak tenaga kerja profesional di bidang fashion batik.
"Setelah banyak even yang kami gelar untuk mendorong tumbuhnya IKM (industri kecil menengah) batik, kini kami juga menyiapkan tenaga kerjanya. Sehingga tumbuhnya jumlah IKM batik juga diiringi dengan tersedianya tenaga kerja yang kompeten di bidangnya," tutur Anas.
Upaya regenerasi pembatik ini, dilakukan Banyuwangi tidak hanya melalui even-even tertentu. Di Banyuwangi kini ada SMK yang salah satu jurusannya adalah membatik. "Dengan adanya sekolah resmi yang fokus pada batik, diharapkan bisa melahirkan penggiat batik di Banyuwangi," kata Anas. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini