"Memang permintaan Wagub memotivasi TransJakarta untuk bekerja keras," kata Kepala Humas PT TransJakarta Wibowo ketika dihubugi detikcom, Kamis (21/12/2017).
Pria yang akrab disapa Bowo itu, menyebut TransJakarta siap mencari pendapatan di luar pemasukan tiket dengan cara menggencarkan pendapatan iklan. Iklan tersebut bisa dipasang di halte maupun di bus TransJakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khususnya meningkatkan pendapatan agar subsidi bisa hilang. Bisa iklan di bus maupun halte," ujarnya.
Tahun 2017 ini, TransJakarta menerima subsidi senilai Rp 3,2 triliun naik daripada tahun 2016 senilai Rp 1,2 triliun. Ia mengaku subsidi yang diterima untuk mengurangi harga tiket, namun dia memastikan harga tiket TransJakarta tetap terjangkau.
"Jumlahnya setiap tahun berbeda. Subsidi untuk mengurangi harga tiket. Tapi jangan khawatir dengan penghapusan subsidi tarif TransJakarta tetap terjangkau masyarakat karena nanti dibantu dari pendapatan non-tiket," ujarnya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan wacana mencabut subsidi TransJakarta ini karena dari subsidi yang dialokasikan hanya terserap sekitar 50%.
"Jadi saya memberikan challenge juga kepada Pak Budi. Sekarang ini subsidinya dari yang dicanangkan hanya terserap sekitar 50 persen," kata Sandi di Kawasan Koja, Jakarta Utara, Rabu (20/12/2017).
Subsidi yang tidak terserap 100 persen itu menurut Sandi memperlihatkan kinerja TransJ selama ini baik. Dia menilai Budi selama ini telah melakukan berbagai inovasi agar layanan TransJ optimal.
Jika subsidi dicabut, Sandiaga mengatakan harga tiket TransJ tidak akan naik. Sebab TransJ akan menambah penghasilan dari luar tiket.
"(Tarif) nggak, nggak sama sekali, nggak naik. Jadi intinya mereka mau meningkatkan non-fare box revenue, yang di luar tiket. Alangkah baiknya kalau tidak membebani APBD ke depannya," kata Sandiaga di Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (20/12/2017). (yld/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini