Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (16/12/2017), dua orang di antaranya tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel. Para demonstran melempari tentara Israel dengan batu. Lemparan itu dibalas oleh tembakan peluru sungguhan oleh tentara Israel.
Satu orang lainnya tewas dalam bentrokan di sebuah wilayah di sebelah utara Yerusalem. Warga Palestina ini tewas usai ditembak di bagian dada oleh tentara Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan bentrokan ini pecah usai Salat Jumat pada Jumat (15/12) waktu setempat, setelah Hamas yang menguasai Gaza kembali menyerukan aksi yang disebut 'hari kemarahan' untuk memprotes keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Bentrokan ini juga terjadi beberapa hari sebelum Wakil Presiden AS Mike Pence datang mengunjungi Israel. Kunjungan Pence dimaksudkan untuk mendorong proses perdamaian Israel-Palestina, setelah AS melalui Presiden Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu.
"Kami memahami warga Palestina mungkin membutuhkan masa pendinginan, itu tidak apa-apa. Kami akan siap saat Palestina siap untuk melibatkan diri kembali (dalam upaya perdamaian)," ucap seorang pejabat senior Gedung Putih.
Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengakui pihaknya melepas tembakan ke arah demonstran di perbatasan Gaza. "Dalam bentrokan, tentara IDF (militer Israel) melepas tembakan secara selektif ke arah penghasut utama," demikian pernyataan militer Israel.
Militer Israel mengklaim ada 3.500 warga Palestina yang berunjuk rasa di dekat pagar perbatasan Gaza. Sebanyak 2.500 warga Palestina lainnya disebut berunjuk rasa di wilayah Tepi Barat, dengan membakar ban dan melemparkan batu juga molotov ke arah tentara dan polisi Israel.
(nvc/tor)











































