Dilaporkan surat kabar Jepang, Asahi Shimbun, seperti dilansir AFP, Selasa (12/12/2017), bahwa putri Jenkins mendapati ayahnya tergeletak di luar rumah mereka pada Senin (11/12) waktu setempat dan memanggil petugas darurat.
Pernyataan pemerintah setempat menyatakan Jenkins meninggal dunia akibat gangguan jantung di rumah sakit kota Sado.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu masuk ke Korut, Jenkins mengira dirinya akan dipulangkan. Namun dia malah menghabiskan 39 tahun tinggal di Pyongyang, dengan mengajar Bahasa Inggris untuk para kadet mata-mata Korut. Jenkins juga sempat berperan jadi 'tokoh jahat Yankee' dalam salah satu propaganda Korut.
Tahun 1980, Jenkins menikah dengan seorang wanita Jepang bernama Hitomi Soga yang diculik oleh agen Korut pada era Perang Dingin.
Istri Jenkins diperbolehkan pulang ke Jepang tahun 2002. Jenkins mengikuti istrinya dengan membawa serta dua putri mereka yang lahir di Korut. Usai keluar dari Korut, Jenkins sempat diadili oleh militer AS atas pembelotan yang dilakukannya, namun dia hanya dipenjara 30 hari.
Pemerintah Jepang kemudian mengabulkan permohonan 'permanent residency' untuk Jenkins. Dia tinggal di kota Sado, kampung halaman istrinya. Dalam pernyataan yang dirilis pemerintah kota Sado, pada Selasa (12/12), istri Jenkins, Soga, mengaku 'sangat terkejut' atas kepergian suaminya.
Wali Kota Sado, Motohiro Miura, menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Jenkins. Dia menyebut Jenkins pernah bekerja di toko souvenir dan berkontribusi pada pariwisata lokal.
Selain Jenkins, tentara AS lainnya yang juga membelot ke Korut adalah James Joseph Dresnok. Dia tinggal di Korut sejak membelot sekitar lima dekade lalu dan meninggal dunia pada November 2016 di sana.
(nvc/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini