Kasus Ketua MK Lobi DPR, KPK: Tunggu Proses Dewan Etik

Kasus Ketua MK Lobi DPR, KPK: Tunggu Proses Dewan Etik

Nur Indah Fatmawati - detikNews
Jumat, 08 Des 2017 01:54 WIB
Juru Bicara KPK Febri Diansyah (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Ketua MK Arief Hidayat disebut melakukan lobi-lobi dengan DPR agar terpilih kembali menjadi hakim konstitusi. KPK yang juga menyoroti hal ini memilih menunggu proses di dewan etik.

"Kami mendapat informasi sudah ada laporan ke dewan etik MK. Jadi sebaiknya kita tunggu proses di dewan etik tersebut karena proses di dewan etik penting untuk menjaga marwah dari institusi MK," ucap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (7/12/2017).


KPK mengingatkan agar setiap lembaga institusi penegak hukum saling menjaga satu sama lain. Perlu diingat kembali, KPK juga pernah memproses mantan Hakim MK yakni Patrialis Akbar, bahkan mantan Ketua MK sebelumnya, Akil Mochtar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"KPK sendiri sudah pernah memproses mantan Ketua MK dan Hakim MK. Saya kira kita harus jaga bersama-sama muruah institusi penegak hukum tersebut, dan itu lebih pada domain dewan etik saat ini," tutur Febri.

Beberapa kabar mengenai isu lobi-lobi ini muncul selama fit and proper test di Komisi III. Lobi-lobi itu diisukan terkait dengan uji materi keabsahan Pansus Hak Angket KPK dan sejumlah undang-undang yang sedang diperkarakan di MK.


Kabar lain yang beredar, Arief juga disebut menemui Komisi III dan melakukan lobi-lobi di suatu hotel.

Sebelumnya, Ketua MK Arief Hidayat dilaporkan ICW ke Dewan Etik MK dengan sangkaan 'lobi-lobi DPR'. Arief menanggapi pelaporan ICW.

"Saya sudah ketemu Dewan Etik tadi pagi. Saya dipanggil diminta untuk memberikan klarifikasi. Saya sampaikan bahwa saya memang diundang di Midplaza waktu itu dan undangan secara resmi dan kalau tidak salah juga ada di dalam laporan," ujar Arief di kompleks parlemen, Senayan, Kamis (7/12).

Arief menepis tudingan ICW bahwa ada lobi-lobi dengan Komisi III DPR terkait fit and proper test. Arief pun memilih abai terhadap tudingan itu. (nif/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads