Eks Presiden Yaman Dibunuh Houthi, Putranya Akan Balas Dendam

Eks Presiden Yaman Dibunuh Houthi, Putranya Akan Balas Dendam

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 05 Des 2017 15:49 WIB
Ali Abdullah Saleh dalam foto tahun 2011 (REUTERS/Khaled Abdullah/File Photo)
Abu Dhabi - Putra mendiang mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya. Saleh tewas dibunuh oleh pemberontak Houthi yang terlibat konflik di Yaman dan kini menguasai ibu kota Sanaa.

Saleh (75) ditembak mati para petempur Houthi di Sanaa setelah berpindah kubu dalam konflik Yaman. Saleh awalnya bersekutu dengan Houthi yang didukung Iran dalam konflik Yaman yang berlangsung selama 3 tahun terakhir. Beberapa hari sebelum tewas, Saleh meninggalkan Houthi dan menyatakan siap menjalani 'babak baru' dengan koalisi pimpinan Arab Saudi. Dia bahkan menyebut Houthi sebagai 'milisi kudeta'.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (5/12/2017), putra mendiang Saleh, Ahmed Ali Saleh, memberikan pernyataan publik usai kematian ayahnya. Pernyataan ini dikutip oleh televisi Saudi, al-Ekbariya, namun Reuters belum bisa memverifikasi pernyataan ini secara independen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya akan memimpin pertempuran hingga Houthi terakhir dilemparkan keluar dari Yaman ... darah ayah saya akan mendengung di telinga Iran," ucap Ahmed Ali Saleh dalam pernyataannya.

Video 20Detik: Mantan Presiden Yaman Tewas Ditembak Pemberontak

[Gambas:Video 20detik]



Dia juga menyerukan kepada para pendukung ayahnya untuk 'merebut Yaman dari milisi Houthi Iran'.

Kematian Saleh ini diperkirakan akan memperumit konflik Yaman yang melibatkan banyak pihak. Kelanjutan konflik Yaman disebut bergantung pada para loyalis dan pendukung Saleh yang masih besar jumlahnya di Yaman, termasuk perwira militer dan kepala milisi bersenjata.

Sementara itu, sejak konflik Yaman pecah, Ahmed Ali selama ini dilaporkan berada dalam penahanan rumah di Uni Emirat Arab. Dia sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Yaman untuk Uni Emirat Arab. Setelah menjadi tahanan rumah, Ahmed Ali kemudian bergabung dengan koalisi pimpinan Saudi yang berperang melawan Houthi.

Dituturkan sumber-sumber politik setempat, Ahmed Ali memutuskan hubungan dengan semua orang yang dia kenal dan tinggal dengan pengawalan ketat di sebuah vila di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pernyataan publik pertama Ahmed Ali ini mengindikasikan koalisi Saudi kini 'melepaskannya' untuk melawan Houthi.


Ahmed Ali yang juga pernah menjadi Komandan Militer Garda Republik Yaman, tampil sebagai calon pengganti mendiang ayahnya yang pernah memimpin Yaman selama lebih dari 20 tahun. Dia mungkin akan menjadi kesempatan terakhir bagi keluarga Saleh untuk kembali berkuasa di Yaman. Keberadaan kerabat dan keluarga dekat Saleh lainnya tidak diketahui pasti.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads