Mengapa Sketsa Wajah Terduga Pelaku Teror ke Novel Berbeda?

Mengapa Sketsa Wajah Terduga Pelaku Teror ke Novel Berbeda?

Nur Indah Fatmawati - detikNews
Sabtu, 25 Nov 2017 10:57 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz dan Ketua KPK Agus Rahardjo menunjukkan dua sketsa baru wajah terduga pelaku kasus penyerangan Novel Baswedan, Jumat (24/11/2017). (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Ketum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut tidak ada perkembangan baru terkait penyelidikan teror terhadap Novel Baswedan.

"Bahkan ini menunjukkan fakta bahwa banyak kejanggalan dari proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian dan sekaligus membuktikan pentingnya dibentuk TGPF," kata Dahnil, Sabtu (25/11/2017).

TGPF, menurut Dahnil, penting dibentuk karena penanganan kasus teror terhadap Novel dinilai lambat. Sketsa terduga pelaku teror pertama kali dirilis pada 31 Juli 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sketsa yang dirilis Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Istana berbeda dengan sketsa terduga pelaku yang dirilis Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz, Jumat (24/11).

"Kedua sketsa yang dihasilkan berbeda dengan sketsa yang dirilis oleh Kapolri ketika beliau dipanggil Presiden Joko Widodo. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan baru adalah perbedaan itu? Dan kenapa bisa berbeda? Itu justru menjadi pertanyaan besar," sambungnya.

Salah satu sketsa, lanjut Dahnil, mengidentifikasikan salah satu terduga yang sempat diperiksa polisi. Namun orang tersebut dilepas karena, menurut polisi, memiliki alibi kuat tidak terkait teror Novel.

"Perkembangan positif akan signifikan membuka fakta, apabila dibentuk TGPF, dari kejanggalan-kejanggalan cara kerja polisi tersebut kami khawatir kasus ini justru akan semakin kabur," ujarnya.

Terkait penyelidikan teror ke Novel, tim kepolisian sudah memeriksa 66 saksi dalam waktu 3 bulan. Tim Polda Metro juga mendapatkan petunjuk dari penajaman gambar CCTV yang dilakukan Australian Federal Police (AFP).

Baca juga: Kapolri Tunjukkan Sketsa Terduga Peneror Novel, Ini Cirinya

Penyelidikan ini diawasi langsung tim audit investigasi Mabes Polri. Tim audit investigasi ini dipimpin langsung oleh Kabid Propam Polri dan dibantu sejumlah jenderal bintang 1 dari Irwasum dan Bareskrim Polri.

Terkait sketsa yang dirilis Kapolda Metro Jaya, gambaran terduga pelaku teror didapat polisi dari keterangan dua saksi berinisial S dan SN.

Pada sketsa pertama, tampak seorang berambut cepak dengan kulit agak gelap. Sedangkan pada sketsa kedua, tampak seseorang dengan kulit lebih terang serta rambut yang lebih panjang.

Novel Baswedan mengalami teror penyiraman air keras setelah menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017. Novel kini tengah menjalani perawatan di Singapura. (fdn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads