Deklarasi setop bully digelar di Auditorium Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi, Kamis (16/11/2017).
"Masalah bully sudah sangat parah. Tak hanya dilakukan dikehidupan nyata. Sekarang banyak yang melakukan di medsos. Sudah saatnya kita bergerak melawan bullying," kata Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi Dhani Azwar Anas saat membuka seminar tersebut.
Para mahasiswa menandatangani kesepakatan dan deklarasi anti perundungan tersebut di sebuah kain putih. Selain dihadiri istri Bupati Banyuwangi, kegiatan berbalut seminar yang diinisiasi oleh PT Bumi Suksesindo (BSI) dan Stikes Banyuwangi ini, juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Sulihtiyono.
"Kita ingin ada kesadaran dalam diri generasi muda untuk lebih peduli terhadap sesama. Ini muncul keprihatinan kami dengan permasalahan bangsa. Presiden saja sudah dibully. Bagaimana negara ini jika tidak ada niatan (kampanye) anti perundungan ini," ujar Soekarno, Ketua Stikes Banyuwangi.
Sementara itu, Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PT BSI, Basyori Saini menambahkan, berbagai kasus mencuat dan
telah menjadi wacana publik melihat kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak dalam lingkungan sekolah. "Seminar ini adalah kontribusi BSI dalam mengatasi permasalahan (bullying) di wilayah kita," terangnya.
Seminar ini, kata Basyori, bertujuan untuk merubah sikap generasi muda yang lebih empati terhadap sesama. Sikap saling menyayangi dan santun berperilaku menjadi solusi tepat dalam mencegah terjadinya perilaku bullying yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
"PT BSI tidak dapat berjuang sendiri menghadapi permasalahan ini. Oleh karena itu, kita mengajak STIKES Banyuwangi untuk menyelenggarakan kampanye anti bullying ini," ujarnya. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini