Kepala Badan Antinarkoba Filipina Mundur Usai Kritik Duterte

Kepala Badan Antinarkoba Filipina Mundur Usai Kritik Duterte

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 07 Nov 2017 18:30 WIB
Kepala Badan Antinarkoba Filipina Mundur Usai Kritik Duterte
Rodrigo Duterte (REUTERS/Stringer)
Manila - Kepala Badan Antinarkoba Filipina, Dionisio Santiago, mengundurkan diri setelah hanya menjabat selama 5 bulan. Pengunduran diri ini dilakukan setelah Santiago melontarkan komentar yang isinya mengkritik kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/11/2017), Santiago yang merupakan purnawirawan militer ini menyatakan dirinya telah mundur dari jabatannya sebagai Kepala Badan Narkoba Berbahaya setelah menerima telepon dari Sekretaris Eksekutif Presiden Duterte.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal isi percakapan telepon itu. Namun telepon itu diterima Santiago beberapa hari usai dirinya secara publik menyebut pembangunan fasilitas 'rehabilitasi narkoba besar-besaran' dengan kapasitas 10 ribu ranjang merupakan sebuah kesalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memerangi narkoba menjadi kebijakan inti pemerintahan Duterte. Bahkan berulang kali Duterte mengancam akan membunuh para pengedar dan pengguna narkoba di Filipina, dengan menyatakan dirinya bersedia dipenjara untuk itu.


Operasi memerangi narkoba telah menewaskan ribuan orang di Filipina. Namun pemerintahan Duterte bersikeras pihaknya masih berkomitmen menangkap para pengedar dan pengguna narkoba. Mereka menyebut fasilitas rehabilitasi narkoba yang baru dan kesediaan sekitar 1,3 juta pecandu dan pengedar narkoba untuk menyerahkan diri sebagai pertanda positif bagi kebijakannya.

"Aturan saya adalah bos selalu benar dan jika Anda pikir bos tidak benar, kembali ke aturan nomor 1," ucap Santiago kepada media lokal, Radyo Inquirer, sembari menyebut dirinya telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Duterte.

Dalam kritikannya untuk kebijakan Duterte, Santiago menyebut pemerintah Filipina salah perhitungan soal pembangunan pusat rehabilitasi narkoba. Santiago menilai, pemerintah seharusnya mengupayakan program rehabilitasi berdasarkan layanan masyarakat. Pada praktiknya, kurang dari 500 orang yang kini dirawat di fasilitas rehabilitasi Filipina, yang baru diluncurkan tahun lalu dan didanai oleh pengusaha kaya asal China.

Santiago ditunjuk oleh Duterte menjadi Kepala Badan Antinarkoba Filipina pada Juni lalu, setelah pemimpin sebelumnya dipaksa mengundurkan diri karena mempersoalkan pernyataan Duterte yang menyebut ada lebih dari 4 juta pecandu narkoba di Filipina. Duterte memang tidak pernah mengungkapkan sumber informasi yang diungkapkannya. Beberapa pengamat menilai pernyataan Duterte terkadang dilebih-lebihkan.

(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads