Pria yang akrab disapa Emil itu didukung empat partai, yakni NasDem, PKB, PPP, dan Golkar. Tiap partai, kecuali NasDem, menginginkan wakil Emil berasal dari partainya. Termasuk Golkar yang masih hangat-hangatnya menyatakan dukungan kepada Emil.
"Soal wakil, jadi Golkar itu memberi syarat, boleh kah syaratnya itu adalah wakilnya (dari Golkar)? Saya pada dasarnya tidak ada masalah. Tapi kan tidak ada partai (yang mendukungnya) yang kursinya cukup. Maka Golkar yang kursinya 17 tidak cukup. Maka keinginannya yang wajar itu harus diamini dulu oleh partai-partai koalisi, apakah aspirasi Golkar ini dipahami," ujar Emil saat berbincang dengan detikcom di rumah dinasnya, Pendopo Kota Bandung, Senin (30/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, menurut Emil, partai lain yang lebih dulu mendukungnya juga ada yang memberikan penawaran yang sama, yakni meminta jatah calon wakil gubernur.
"Karena pada waktu yang bersamaan, PPP juga melakukan pola tawar yang sama, yaitu mensyaratkan wakilnya Pak Uu, yang juga berdinamika, karena ada penolakan dari PKB dan juga ada penolakan dari NasDem," terangnya.
Ia pun tak khawatir persoalan calon wakil ini akan menjadi polemik serius yang bisa membuat pecah koalisi. "Saya nggak khawatir. Minggu ini adalah minggu-minggu untuk menyinkronkan komunikasi politik di antara 4 partai ini yang sudah secara resmi menyatakan dukungan. Tinggal lobi-lobi tingkat tinggi, lobi-lobi lapang dada, lobi-lobi saling memahami saja," tuturnya.
PKB menawarkan Sekretaris Fraksi PKB DPR Cucun A Syamsurijal, anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq, Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda, dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Sedangkan PPP menyodorkan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum. Adapun Golkar mengusung anggota Komisi V DPR yang juga anak mantan Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin (Yance), Daniel Muttaqien. (/)











































