Kuasa Hukum Dwiyani, Burhanudin mengatakan isi pesan berupa ajakan untuk menjadi saksi pemilihan. Termasuk mencari alternatif Gubernur lain, Gubernur beragama Muslim.
"Isinya sekedar mengajak saja, cari Gubernur alternatif, terutama Gubernur mereka mengusung Gubernur muslim ya, karena yang kemarin kan gubernur bukan muslim. Intinya kalau yang saya tangkap, supaya jangan pilih gubernur yang tidak arogan saja, alternatif aja," Kata Burhanudin, kepada detikcom saat dihubungi, Jumat (6/10/2017)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan mereka dari masyarakat kelompok beragama muslim, artinya mereka tidak mau mengaitkan keyakinan beragama. Itu kepentingan politik kita sebagai warga negara, itu aja," terangnya.
Pesan Iklan juga tak bermaksud untuk mendukung Paslon manapun, termasuk Parpol.
"Tidak ada keterkaitan sama sekali, mereka hanya antusiasme masyarakat saja. Kemarin kan ada dibarengi fenomena Ahok kan jadi mereka ingin ada pemimpin alternatif selain Ahok,"
Kamis (5/10/2017) kemarin, Dwiyani menjalani pemeriksaan sebagai saksi tersangka untuk Ketua Saracen, Jasriadi. Selama empat jam diperiksa ia membantah terlibat kelompok Saracen. Tapi, ia mengaku mengalirkan dana sejumlah Rp 1 juta untuk pemasangan iklan kepada kelompok Seracen.
"Hanya 1 juta orang jasa untuk memasangkan, bukan memasangkan saya nggak ngerti yang namaya komersil lebih dari itu kan, mungkin penganti pulsa atau apa sebesar itu," ucap Burhanudin
Polisi memeriksa dua saksi dalam kasus kelompok Saracen, sore ini. Kedua saksi diketahui Bendahara Tamasya Al-Maidah Trihasti Riandini Sito dan member Saracen Dwiyani alias Tetet Sito.
"Riandini itu bendahara ( Tamasya) Al-Maidah, Dwiyani member saracen. Mereka ini adik-kakak. Satu di Al-Maidah, satu di Saracen," ujar Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar saat dihubungi detikcom, Kamis (5/10/2017). (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini