Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Hartadi mengatakan, selama Januari-September 2017, tercatat 165 warga terjangkit DBD. Sementara periode yang sama tahun 2016, jumlah penderita 290 orang dengan korban meninggal 11 orang.
"Kasus DBD di wilayah kami turun 130 kasus selama Januari-September," kata Hartadi saat dihubungi detikcom, Rabu (4/10/2017).
Memasuki musim penghujan tahun ini, lanjut Hartadi, belum menunjukkan adanya tren peningkatan kasus DBD di Mojokerto. Padahal, hujan yang tak menentu dalam dua pekan terakhir secara teori membuat perkembangan nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue cenderung pesat.
"Selama September tahun ini malah tidak ada laporan penderita DBD, Agustus hanya 1 kasus dan Juli 3 kasus di wilayah Jetis, Dlanggu, Gondang dan Kutorejo," terangnya.
Kendati begitu, Hartadi mengimbau masyarakat tetap waspada. Terlebih lagi saat intensitas hujan sudah mulai tinggi mengguyur wilayah Mojokerto.
"Kami terus memberdayakan masyarakat untuk menggalakkan PSN karena itu langkah paling efektif untuk mencegah wabah DBD," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini