Permintaan droping air bersih tersebut terpaksa dilakukan warga karena mereka benar-benar kesulitan air bersih. Bahkan, untuk sekadar kebutuhan air minum, mereka memanfaatkan air sungai yang sangat kotor.
"Sudah ada 3 desa yang telah mengajukan droping air. Karena, memang sangat darurat," kata Kabid Kebencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Winarto, Jumat (23/9/2017).
Menurutnya, BPBD sudah menggandeng pihak PDAM untuk melakukan droping air bersih. Droping air bagi desa-desa yang dilanda kekeringan akan dilakukan secara berkala, bergantung kebutuhan.
"Begitu stok air yang telah didrop sebelumnya menipis, hubungi kami. Langsung kami lakukan droping," imbuh Winarto.
Sementara menurut warga desa, kekeringan pada tahun ini terbilang paling parah, dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk kebutuhan air bersih untuk minum dan masak saja mereka kesulitan.
"Tahun-tahun kemarin memang kering. Tapi masih ada sumber air, meski sangat kecil. Sekarang ini malah gak ada sumber sama sekali," tutur Nurhadi (41), warga Desa Klekean, Kecamatan Botolinggo.
Dari pengamatan di lapangan, saat ini sudah ada 3 desa yang mengajukan permohonan droping air bersih ke BPBD setempat. Yakni, Desa Gayam, Lumutan dan Klekean. Desa-desa yang mengajukan permohonan air bersih diperkirakan akan bertambah. Sebab, sejumlah desa juga mulai kesulitan air. (fat/fat)