Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Amin Handoyo mengatakan jemaah sakit butuh perlakuan khusus. Ada tiga kondisi jemaah terkait hal ini. Pertama jemaah bisa berbaring dan tak butuh alat, jemaah berbaring tapi butuh alat, dan jemaah bisa duduk. Khusus untuk kondisi 2, butuh 6-9 kursi tersendiri.
"Kami sudah berkoordinasi soal itu dengan (maskapai) Garuda (Indonesia) dan Saudi (Airlines). Garuda bisa mengakomodasi tiga kondisi, sedangkan Saudi hanya dua kondisi," kata Amin di Kantor Urusan Haji (KUH) Daker Madinah, Rabu (20/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amin menjelaskan persiapan pemulangan sudah matang. Tiga hari setelah jemaah tiba di Madinah, dokumen paspor, boarding pass, dan exit card akan dicek. Tujuannya, jika ada masalah, biar segera bisa ditangani.
Waktu di bandara, lanjut Amin, sangat terbatas. Dari pemondokan, pendorongan ke bandara, hingga pemberangkatan pesawat hanya tersedia waktu 6 jam. "3-4 jam di antaranya merupakan pengecekan dokumen di bandara," jelas Amin.
Rabu (20/9) malam waktu Saudi, jemaah akan memasuki bandara. Rombongan pertama yang diterbangkan ke Tanah Air adalah jemaah kelompok terbang (kloter) 44 Embarkasi Surabaya atau SUB 44. Berdasarkan jadwal, pesawat akan melangit pada pukul 00.05 waktu Arab Saudi, Kamis (21/9) atau pukul 04.05 WIB.
Fase pemulangan jemaah gelombang kedua akan berlangsung hingga Jumat (6/10). Sedangkan fase pemulangan jemaah gelombang pertama dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah berakhir hari ini, Rabu (20/9). (try/idh)