Seorang guru bernama Nur Khafidatun bahkan sempat digigit oleh anjing itu hingga roknya robek. Peristiwa tersebut terjadi pada saat pergantian jam mengajar dari gedung baru ke gedung lama.
Merasa gerah karena adanya sejumlah korban, pihak sekolah pun melapor ke petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Jakarta Selatan. Enam personel dikerahkan untuk mencari anjing itu pada pukul 10.40 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun petugas menghentikan pencarian karena anjing itu ternyata hewan peliharaan mahasiswa ISTN yang berada di dekat SMK 3 Perguruan Cikini. Anjing itu menjadi liar karena tak ada yang merawatnya lagi.
"Dihentikan karena anjing tersebut sebelumnya dari pihak perhimpunan mahasiswa ISTN dirawat seseorang mahasiswa, namun si perawatnya sudah tidak ada dan anjing menjadi liar," tutur Wahyudin.
Mahasiswa itu lalu melapor kepada Kepala Prodi ISTN dan merasa keberatan anjing miliknya itu ditangkap oleh petugas damkar. Dia berjanji akan mencari anjing tersebut dan merawatnya kembali.
"Tapi sebenarnya pihak perhimpunan mahasiswa ISTN itu melapor ke Kaprodi ISTN dan keberatan untuk ditangkap oleh Damkar karena rencana mau diadopsi. Dari pihak Damkar sudah berkoordinasi dengan pihak perhimpunan mahasiswa ISTN, silakan bila mau diadopsi, kami tunggu waktu 3-6 hari untuk mengadopsi anjing tersebut," terang Wahyudin.
Namun, bila anjing itu kembali memakan korban, petugas damkar tak segan-segan untuk menangkapnya.
"Karena, bila dibiarkan, akan memakan korban kembali dan pihak damkar sudah berkoordinasi dengan pihak Kasatpel Peternakan Jagakarsa dan siap mengambil/menangani anjing tersebut," imbuh Wahyudin. (knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini