Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang dan Korea Selatan meminta sidang darurat DK PBB tersebut. Sidang tersebut akan diadakan pada Senin (4/9) pukul 10.00 waktu setempat. Dikatakan misi AS seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (4/9/2017), sidang tersebut akan digelar secara terbuka, berbeda dengan sidang-sidang DK PBB soal Korut yang sebelumnya digelar secara tertutup.
Korut pada Minggu (3/9) meledakkan apa yang disebutnya sebagai bom hidrogen yang dirancang untuk dibawa oleh rudal jarak jauh. Otoritas Korut menyebut uji coba nuklir tersebut sebagai "keberhasilan yang sempurna." Ledakan bawah tanah tersebut merupakan uji coba nuklir Korut yang keenam kalinya, sebagai pembangkangan atas sejumlah resolusi PBB yang melarang Korut mengembangkan program nuklir dan rudal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi ini kembali merupakan pelanggaran serius kewajiban internasional DPRK (singkatan nama resmi Korut) dan mengganggu non-proliferasi internasional dan upaya-upaya perlucutan," kata Guterres dalam sebuah statemen.
"Aksi ini juga sangat merusak stabilitas untuk keamanan regional. DPRK satu-satunya negara yang terus melanggar norma tentang ledakan uji coba nuklir," imbuhnya.
(ita/ita)











































