Ngeri! 40 Mayat Ditemukan Usai Polisi Brasil Gerebek Geng Narkoba

Ngeri! 40 Mayat Ditemukan Usai Polisi Brasil Gerebek Geng Narkoba

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Rabu, 29 Okt 2025 20:35 WIB
Orang-orang mengantre jenazah di Lapangan Sao Lucas, favela Vila Cruzeiro di kompleks Penha di Rio de Janeiro, Brasil, pada 29 Oktober 2025, setelah Operacao Contencao (Operasi Penahanan). Warga sebuah favela di Rio de Janeiro mengantrekan lebih dari 40 jenazah di sebuah plaza di lingkungan mereka yang berpenghasilan rendah pada 29 Oktober, sehari setelah operasi polisi paling berdarah dalam sejarah kota tersebut.
Puluhan mayat ditemukan usai polisi Brasil menggerebek pengedar narkoba. (AFP/PABLO PORCIUNCULA)
Jakarta -

Polisi Brasil melancarkan operasi penggerebekan terhadap pengedar narkoba di salah satu favela, Rio de Janeiro. Warga favela membariskan lebih dari 40 jenazah di sebuah plaza lingkungan mereka setelah operasi polisi paling berdarah dalam sejarah kota tersebut.

Dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), jenazah-jenazah tersebut dibaringkan di dekat salah satu jalan utama di Kompleks Penha. Namun, belum ada konfirmasi resmi mengenai apakah mereka termasuk di antara 60 tersangka anggota geng narkoba yang tewas dalam operasi antinarkoba besar-besaran di dua favela di Rio utara.

Empat petugas polisi juga tewas dalam operasi yang melibatkan 2.500 petugas tersebut. Operasi tersebut menargetkan Comando Vermelho, organisasi kriminal utama Rio, yang beroperasi di favela-favela tersebut-permukiman padat penduduk dan kelas pekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang mengatakan bahwa '60 penjahat' telah tewas dalam pertempuran yang terjadi selama penggerebekan narkoba di kompleks Penha dan kompleks Alemao, yang terletak di dekat bandara internasional Rio.

ADVERTISEMENT

Sejumlah besar petugas polisi yang terlibat dalam operasi tersebut didukung oleh kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone, sementara jalanan favela dipenuhi pemandangan seperti perang. Claudio Castro, gubernur negara bagian Rio, menuduh geng kriminal tersebut menggunakan drone untuk menyerang petugas polisi selama operasi.

"Beginilah cara polisi Rio diperlakukan oleh penjahat: bom dijatuhkan oleh drone. Inilah skala tantangan yang kami hadapi. Ini bukan kejahatan biasa, melainkan narkoterorisme," ujarnya dalam sebuah unggahan di X, ia membagikan video dari penggerebekan tersebut.

Meskipun penggerebekan polisi di favela Rio sering terjadi, dengan pertanyaan tentang efektivitasnya yang sering muncul, skala dan jumlah korban tewas dari operasi pada Selasa (28/20), mengejutkan penduduk setempat.

"Ini pertama kalinya kami melihat drone (dari penjahat) menjatuhkan bom di masyarakat," kata seorang warga Penha, yang berbicara tanpa menyebut nama.
"Semua orang ketakutan karena begitu banyak tembakan," tambahnya.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan 'ngeri' dan menyerukan 'investigasi cepat'. Tahun lalu, sekitar 700 orang tewas dalam operasi polisi di Rio, hampir dua orang tewas setiap harinya.

Komisi Hak Asasi Manusia dari Majelis Legislatif Negara Bagian Rio akan menuntut "penjelasan tentang keadaan tindakan tersebut, yang sekali lagi telah mengubah favela-favela Rio menjadi medan perang dan barbarisme," ujar Dani Monteiro, seorang anggota kongres yang memimpin komisi tersebut.

Halaman 2 dari 2
(rfs/ygs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads