"Kalau misal bicara gaji terus bicara APBD, kan UMR. Jadi ya Rp 3,3 juta. Itu nanti kalau yang lain-lain nggak ada. Jadi hanya gaji plus BPJS," kata Sigit saat dimintai konfirmasi, Jumat (25/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau (Dirlantas) baru mengajukan proposal kepada gubernur. Kalau (gaji) dari APBD, akan dibahas bersama DPRD. Anggaran itu kan eksekutif dan legislatif juga beliau menyiapkan instrumen seperti pola rekrutmen, sistem penilaian, penggajian, dan sebagainya," tutur Sigit.
"Makanya konsepnya Pak Dirlantas ini apakah bisa digaji Pemprov atau CSR itu masih dibahas," sambungnya.
Sigit mengakui jumlah petugas, baik polisi, Dishub, maupun Satpol PP, dalam mengatur lalu lintas masih dirasa kurang. Dengan adanya Superltas yang dijaring dari warga sekitar, menurut Sigit, akan lebih menumbuhkan efek sosial ke masyarakat.
"Pada kenyataannya, jumlah personel yang ada juga masih relatif terbatas. Dan yang lebih utama, bagaimana menumbuhkan satu gerakan moral yang sehingga nanti ada efek deterrent. Karena konsepnya supeltas ditempatkan di sekitar tempat tinggal masing-masing," katanya.
Sigit mengatakan supeltas nantinya bisa digalakkan di lokasi-lokasi rawan macet. Dia menuturkan, daripada menggunakan oknum yang mengutip dari masyarakat, lebih baik menggunakan supeltas.
"Contohnya Pak Dirlantas mengamati situasi di Pancoran. Jalan perumahannya jadi macet karena jadi jalur alternatif. Daripada diterpa oknum masyarakat yang memungut uang dari warga dan jadi problem sosial yang baru, makanya digagas supeltas. Tapi kita masih terus bahas," jelasnya. (fdu/ams)