Setara: MA Jauh Lebih Buruk Dibanding MK

Setara: MA Jauh Lebih Buruk Dibanding MK

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Minggu, 20 Agu 2017 17:12 WIB
Jumpa pers Setara Institute (helda/detikcom)
Jakarta - Setara Institute menyatakan judicial review yang dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) jauh lebih buruk dibanding Mahkamah Konstitusi (MK). Oleh sebab itu, Setara mendorong MA untuk mencontoh MK dalam proses judicial review.

Berdasarkan aturan, MK melakukan judicial review UU atas UUD 1945, sedangkan MA melakukan judicial review peraturan di bawah UU atas UU.
Setara: MA Jauh Lebih Buruk Dibanding MKSidang MK yang bisa diikuti secara langsung oleh masyarakat (ari/detikcom)

"Di MK itu mekanismenya terbuka, ada kontestasi gagasan, orang bisa berdebat, (sedangkan) di MA kan tidak. Saya sebagai pihak yang berperkara pun, kadang tidak tahu sebenarnya kapan sih hakim menyidangkan perkara saya. Tahu-tahu putusannya tiba dan itu pun kita lihat di website, misalnya gitu," ungkap Direktur Setara Institute Ismail Hasani di kantornya, Jalan Hang Lekir II nomor 41, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/8/2017).

Bila diminta terbuka, MA berdalih dengan doktrin yang dibuatnya sendiri.

"Tetapi MA punya alasannya sendiri dengan doktrin-doktrinnya sendiri sehingga seringkali makna (sidang) terbuka, peradilan terbuka, itu hanya dia maknai ketika bersidang pintunya dibuka. Itu artinya apa? Orang yang bisa lewat itu sebetulnya dia bisa mengakses. Padahal, yang kita dorong adalah ada keterbukaan, ada kontestasi gagasan di mana semua orang bisa mengkontrol," papar Ismail.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kondisi di MA itu saya bisa pastikan -- sekalipun tidak ada kasus maksud saya-- dalam proses judicial review itu jauh lebih buruk dibanding MK," sambung Ismail menegaskan.
Setara: MA Jauh Lebih Buruk Dibanding MKGedung MA di Jalan Medan Merdeka Utara. Di gedung ini, jarang digelar sidang terbuka yang bisa diikuti oleh umum (ari/detikcom)

Ia pun menyarankan agar MA mencontoh MK, khususnya soal menggelar sidang secara terbuka.

"Jadi, salah satu isu yang kita dorong di MA adalah sidang terbuka judicial review. Jadi, si MA harusnya mengadopsi cara yang sama dengan MK," sebutnya. (hld/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads