Hal ini tentu menjadi sebuah pertanyaan di kalangan wartawan dengan perubahan sikap yang ditunjukkan Dedi Mulyadi saat ditemui di Kantor DPD Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Rabu (16/8/2017).
"Fokus dulu setelah pembahasan bupati/wali kota, baru kita bicara Pilgub," kata Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak, enggak berbarengan. Kan pemilihannya (gubernur) nanti bukan sekarang. Pendaftarannya juga Januari, kenapa buru-buru," ujar Dedi.
Namun yang jelas, kata Dedi PDIP - Golkar akan bersama dalam menghadapi Pilkada Serentak dan Pilgub Jabar 2018 mendatang. "Pokoknya Golkar-PDIP koalisi sampai Pilgub itu saja. Kita bicara nama-nama bupati wali kota dulu," jelasnya.
Disinggung mengenai belum adanya kandidat nama dari PDIP yang akan didorong maju di Pilgub, Dedi menyatakan menghormati proses yang dilakukan internal PDIP. "Kita menghormati PDIP. Prosesnya kita nanti nunggu," ujarnya.
Apa enggak khawatir bila PDIP mengambil kandidat di luar kader? "Enggak, enggak khawatir. Kenapa harus khawatir. Masa politik khawatir, jangan jadi politisi kalau khawatir," ujar Dedi.
Katanya ditawarin kursi di kabinet?
"Enggak. Saya enggak. Saya fokus aja bupati wali kota. Fokus menata partai, menata Jabar itu saja. Enggak ada tawaran," ucapnya.
Dedi juga menyatakan tidak pernah dipanggil Jokowi untuk membahas perihal menteri di kabinet maupun Pilgub Jabar. "Enggak, enggak yaa," ucap Dedi. (ern/ern)