Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan Kim Jong-Un telah mendapat penjelasan soal rencana serangan rudal ke Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik. Namun Kim Jong-Un memutuskan untuk menunda peluncuran rudal-rudal balistik ke Guam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letnan Gubernur merupakan pejabat eksekutif yang ada di bawah Gubernur. Dia bertugas menggantikan Gubernur jika Gubernur tidak mampu menjabat atau meninggal dunia.
"Tampaknya tidak ada indikasi, didasarkan pada apa yang kami dengar bahwa akan ada serangan rudal dalam waktu dekat atau di masa mendatang," imbuh Tenorio. Ditambahkan Tenorio, tidak ada perubahan untuk level ancaman dan Guam masih beroperasi wajar seperti biasa.
Saat ditanya lebih lanjut soal keandalan kantor berita Korut, KCNA, Tenorio menyatakan otoritas Guam menyaring informasi dari berbagai media sebaik mungkin. "Informasi ini setidaknya memberikan kami alasan untuk meyakini bahwa Kim Jong-Un telah mendorong niatnya untuk menembakkan apa saja ke arah kami," ujarnya.
"Jadi kami mencari titik terang di antara awan-awan yang ada dan berharap itu menjadi indikasi dia (Kim Jong-Un) menanggalkan niatnya untuk menembakkan empat rudal ke arah Guam," tambah Tenorio.
KCNA sebelumnya melaporkan Kim Jong-Un telah menerima penjelasan soal rencana serangan rudal ke Korut. Kim Jong-Un membahas rencana itu dengan para pejabat militer Korut. Usai memeriksa dan menganalisis, Kim Jong-Un memutuskan untuk menunda serangan rudal ke Guam.
Dalam pernyataan via KCNA, Kim Jong-Un menyatakan ingin mengawasi AS yang disebutnya akan melakukan 'tindakan bodoh' dengan tetap melakukan latihan militer dengan Korsel. Rencananya, AS dan Korsel akan melakukan latihan militer gabungan pada 21 Agustus mendatang.
(nvc/ita)