Untuk Cegah Perang, Korsel Harus Setop Latihan Militer dengan AS

Untuk Cegah Perang, Korsel Harus Setop Latihan Militer dengan AS

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 15 Agu 2017 12:49 WIB
Dokumentasi latihan gabungan AS-Korsel pada 5 Juli (8th United States Army/Handout via REUTERS)
Beijing - Latihan militer gabungan yang akan digelar Amerika Serikat (AS) dengan Korea Selatan (Korsel) menuai protes. Selain Korea Utara (Korut) yang geram, otoritas China melalui media nasionalnya juga menyerukan dihentikannya latihan militer gabungan itu.

Sebagai satu-satunya sekutu dan mitra dagang Korut, China telah berulang kali mendesak Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya yang menuai kecaman dunia. Di sisi lain, China juga meminta AS dan Korsel menghentikan latihan militer gabungan, demi meredakan ketegangan.


Media nasional China yang dikelola negara, Global Times, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017) mengingatkan otoritas Korsel agar memainkan peran sebagai 'penengah' antara AS dan Korut untuk mencegah konfrontasi langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Latihan militer itu jelas akan lebih memprovokasi Pyongyang, dan Pyongyang diperkirakan akan memberikan respons yang lebih radikal," sebut Global Times dalam halaman editorialnya.

"Jika Korea Selatan sungguh menginginkan tidak ada perang di Semenanjung Korea, maka mereka seharusnya berusaha menghentikan latihan militer ini," imbuh Global Times.


Pernyataan itu menanggapi Presiden Korsel Moon Jae-In yang sebelumnya menegaskan tidak ingin ada perang lagi di Semenanjung Korea. Presiden Moon pada Selasa (15/8), menyatakan pemerintahannya akan melakukan apapun untuk mencegah perang antara AS dengan Korut.

"Aksi militer di Semenanjung Korea hanya bisa diputuskan oleh Korea Selatan dan tidak ada satu pun pihak yang bisa memutuskan mengambil aksi militer tanpa persetujuan Korea Selatan," tegas Presiden Moon.

"Pemerintah, dengan mengerahkan segalanya, akan mencegah perang dengan segala cara," imbuhnya, saat berbicara di acara perayaan pembebasan Korsel dari pendudukan Jepang tahun 1945 lalu.


Sebelumnya, pemimpin Korut Kim Jong-Un dalam pernyataannya, memutuskan menunda serangan rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Kim Jong-Un menyatakan dirinya ingin mengawasi AS yang disebutnya akan melakukan 'tindakan bodoh' dengan tetap melakukan latihan militer dengan Korsel. Rencananya, AS dan Korsel akan melakukan latihan militer gabungan pada 21 Agustus mendatang.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads