"Saya bela-bela mati-matian konstitusional, seorang presiden itu membuat perpres, perppu, memangnya nggak boleh apa? Boleh," di Auditorium Utama LIPI lantai 2, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2017).
Mega berpendapat wajar saja Jokowi mengeluarkan perppu apabila situasi dianggap darurat. Apa yang dilakukan Jokowi itu, menurutnya, untuk keselamatan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mega pun menyinggung soal presidential threshold dalam UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR. Dia meminta masyarakat menghargai apa yang telah diputuskan dalam suatu musyawarah mufakat.
"Aneh kalau menurut saya. Ini saya sedikit berbicara politik. Kenapa sih kita nggak berpikir logic. Ini kan yang saya bilang. Banyak dari bangsamu. Mohon maaf dengan segala hormat, apakah akibat penjajahan selama ratusan tahun sehingga mentally kita ini karena ini tadinya menjadi rakyat terjajah itu tidak bisa menerima yang namanya musyawarah untuk mufakat kita mau bicara Pancasila sekarang orang yang masih nggak setuju pancasila. Nggak usah maki-maki orang. Datang saja mari kita debat. Objektif. Kalau subjektif kan tahu akhirnya pokoknya. Pokoknya," ucapnya.
Selain itu, Mega kembali melontarkan guyonan saat dirinya sering dianggap aneh oleh orang-orang. Dia sangat heran terhadap sikap orang kepada dirinya.
"Kalau orang lihat saya itu berat lho, kadang-kadang saya mikir guyon dalam batinnya. Saya kayak dianggap alien apa ya. Ngeliat anehnya lho. Kalau politikus lihat saya tuh piye gitu. Kalau sejarawan lebih mikir. Sebetulnya saya makhluk Indonesia yang berada di mana ya. Apa terlalu banyak pengalaman saya?" kata Mega, yang diikuti oleh tawa peserta dialog. (knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini